Peristiwa 11 September 1926: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
Pasukan Teungku Peukan tiba di [[Blangpidie, Aceh Barat Daya|Blang Pidie]] pada 11 September 1926 saat menjelang fajar. Mereka terlebih dahulu melakukan taklimat dan juga mengatur kembali strategi penyerangan. Teungku Peukan kemudian membagi pasukannya menjadi tiga sektor yang setiap sektornya dipimpin oleh seorang panglima. Setelah itu, pasukan Teungku Peukan melancarkan serangan kejutan. Serdadu Belanda yang terkejut dengan serangan tiba-tiba itu, tidak siap untuk melakukan perlawanan sehingga banyak dari mereka yang lari tidak tentu arah, sebagian lainnya dalam keadaan masih tidur.
Peristiwa penyerangan itu mengakibatkan korban jiwa, baik dari pihak pejuang maupun serdadu Belanda. Teungku Peukan juga gugur dalam peristiwa tersebut setelah seorang serdadu Belanda menembaknya saat sedang mengumandangkan azan.<ref name=":0">{{Cite book|first=Hasbullah|date=2009|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13094/1/PERISTIWA%2011%20SEPTEMBER%201926.PDF|title=Peristiwa 11 September 1926|location=Banda Aceh|publisher=Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|isbn=978-979-9164-78-0|pages=9|url-status=live}}</ref> Peristiwa ini berlangsung saat masa pemerintahan pemangu uleebalang Blangpidie Teuku Rayeuk bin [[Teuku Ben Mahmud|Teuku Bentara Mahmud Setia Raja]]. Setelah peristiwa ini, Teuku Rayeuk mengundurkan diri. Pada 1929, Teuku Sabi bin Teuku Banta Sulaiman bin Teuku Bentara Mahmud Setia Raja didapuk sebagai uleebalang Blangpidie secara resmi.<ref>{{Cite book|last=
== Referensi ==
|