Utuy Tatang Sontani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Utuy Tatang Sontani''' ([[Cianjur]], [[1 Mei]] [[1920]] - [[
Mengawali karyanya dengan ''Tambera'' ([[1948]]) dan cerpen-cerpen yang dikumpulkan dalam ''Orang-orang Sial'' ([[1951]]), selanjutnya Utuy lebih dikenal dengan cerita-cerita lakonnya. Tambera adalah sebuah novel sejarah yang berlangsung di Kepulauan [[Maluku]]
Di antara lakon-lakonnya yang terkenal adalah ''Awal dan Mira'' ([[1952]]), ''Sayang Ada Orang Lain'' ([[1954]]), ''Di Langit Ada Bintang'' ([[1955]]), ''[[Sang Kuriang]]'' (1955), ''Selamat Jalan Anak Kufur'' ([[1956]]), ''Si Kabayan'' ([[1959]]), dan ''Tak Pernah Menjadi Tua'' ([[1963]]).
== Dalam arus politik zaman ==
Utuy diutus oleh pemerintah Indonesia pada [[1958]] sebagai salah seorang wakil Indonesia dalam [[Konferensi Pengarang Asia-Afrika]] di [[Tashkent]], [[Uzbekistan]]. Ketika hubungan politik Indonesia-[[Uni Soviet]] semakin mesra, banyak karya pengarang Indonesia yang diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam bahasa [[Rusia]], termasuk karya Utuy, "Tambera", yang dianggap mencerminkan semangat revolusi dan perjuangan rakyat. Sementara itu, "Orang-Orang Sial", hanya terbit di [[Tallin]], dalam bahasa [[Estonia]], karena dianggap terlalu pesimistik dan hanya mengungkapkan sisi gelap revolusi.
Pada [[1 Oktober]] [[1965]] Utuy bersama sejumlah pengarang dan wartawan Indonesia menghadiri perayaan 1 Oktober di [[Beijing]] atas undangan pemerintah [[Tiongkok]]. Pecahnya [[G30S]] pada 1965 di Indonesia membuat mereka terlunta-lunta di tanah asing. Situasi mereka semakin sulit ketika di RRT sendiri pecah [[Revolusi Kebudayaan]] pada [[1966]]. Sebagian orang Indonesia yang terdampar di Tiongkok akhirnya memutuskan untuk meninggalkan negara itu dan pergi ke [[Eropa Barat]] dengan menumpang kereta api Trans Siberia. Sebagian dari penumpang ini berhenti di Moskwa, termasuk Utuy dan sejumlah kawannya, [[Kuslan Budiman]], [[Rusdi Hermain]], dan [[Soerjana]], wartawan [[Harian Rakjat]].
== Pindah ke Moskwa ==
Kedatangan Utuy di Moskwa pada [[1971]] disambut hangat oleh pemerintah Uni Soviet dan masyarakat ilmiah di sana, terutama karena nama Utuy sudah dikenal luas lewat karya-karyanya dan kehadirannya dalam Konferensi Pengarang Asia-Afrika pada 1958. Utuy diminta mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di Moskwa dan sempat pula menghasilkan sejumlah karya tulis. Ia menyusun sekurang-kurangnya empat buah novel dan tiga otobiografi hingga ia wafat pada [[1979]] di Moskwa. Salah satu novelnya yang ditulisnya dan diterbitkan di Moskwa adalah ''Kolot Kolotok''. Novel ini hanya dicetak terbatas untuk bahan studi di Jurusan Indonesia, [[Universitas Negara Moskwa]].
Ketika ia meninggal, sebagai penghormatan nisannya ditempatkan sebagai nisan pertama di pemakaman Islam pertama di Moskwa.
== Pranala luar ==
* [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0107/06/dikbud/sebu39.htm Studi Indonesia di Rusia: Sebuah Rumah Sejarah yang Alpa Disinggahi]
{{rintisan}}
[[Kategori:Kelahiran 1920|Sontani, Utuy Tatang]]
[[Kategori:Kematian 1979|Sontani, Utuy Tatang]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia|Sontani, Utuy Tatang]]
[[Kategori:Sastra Indonesia]]
[[su:Utuy Tatang Sontani]]
|