Senyawa anorganik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Penambahan referensi #1lib1ref #1lib1refID #1lib1ref2024
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca)
 
Baris 4:
Semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup di golongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Senyawa organik diyakini bahwa hanya dapat terjadi karena adanya pengaruh dari daya yang dimiliki makhluk hidup (''vital force'' atau ''vis vitalis'').
 
Dengan keberhasilan '''Friederich Wohler''' dalam membuat urea (senyawa organik) dari amonium sianat (senyawa anorganik) pada tahun 1828, maka keyakinan adanya pengaruh ''vital force'' dalam pembentukan senyawa organik semakin goyah.<ref name=":0" />. Dalam perkembangan selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa di antara senyawa organik dan anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukum-hukum kimia yang berlaku. Meskipun di antara senyawa organik dan senyawa anorganik tidak ada perbedaan yang hakiki sebagai senyawa kimia, namun pengkajiannya tetap dipandang perlu dipisahkan dalam cabang kimia yang spesifik.
 
Secara garis besar alasan yang melandasi pemisahan bidang kajian kimia organik dan kimia anorganik adalah:
Baris 19:
 
== Karakteristik ==
Senyawa anorganik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:<ref name=":0" />:
 
* Titik didih dan leleh relatif tinggi