Yunus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca)
 
Baris 99:
Kitab Yunus dibaca seluruhnya setiap tahunnya dalam bahasa aslinya, yakni Ibrani, pada hari [[Yom Kippur]] (Hari Penebusan), sebagai [[Haftarah]] dalam ibadah siang ''minchah''.{{sfn|Mirsky|1990|page=354}}{{sfn|Isaacs|2006|page=65}} Menurut Rabi Eliezer, ikan yang menelan Yunus diciptakan pada era primordial {{sfn|Green|2005|page=128}} dan bagian dalam mulut ikan tersebut bentuknya seperti [[sinagoga]];{{sfn|Green|2005|page=128}} matanya seperti jendela {{sfn|Green|2005|page=128}} dan sebutir permata di dalam mulutnya memberikan pencahayaan tambahan.{{sfn|Green|2005|page=128}}
 
Menurut [[Midras]], selama Yunus berada di dalam ikan tersebut, ikan tersebut berkata bahwa hidupnya sudah hampir berakhir karena [[Leviathan]] akan segera memakan mereka berdua.{{sfn|Green|2005|page=128}} Yunus berjanji pada ikan tersebut bahwa ia akan menyelamatkannya.{{sfn|Green|2005|page=128}} Mengikuti arahan Yunus, ikan tersebut berenang di samping Leviathan{{sfn|Green|2005|page=128}} dan Yunus mengancam akan mengekang Leviathan dengan lidah ikan tersebut dan membiarkan ikan-ikan lain memakannya.{{sfn|Green|2005|page=128}} Leviathan mendengar ancaman Yunus, melihat bahwa ia telah [[sunat|disunat]], dan menyadari bahwa ia dilindungi oleh Tuhan,{{sfn|Green|2005|page=128}}, dan Leviathan pun kabur karena ketakutan, sehingga Yunus dan ikan tersebut tetap hidup.{{sfn|Green|2005|page=128}} Seorang rabbi Yahudi dari abad pertengahan yang bernama Abraham ben Ezra (1092 – 1167) menentang penafsiran apapun terhadap Kitab Yunus yang dilakukan secara harfiah,{{sfn|Gaines|2003|page=20}} dengan menyatakan bahwa "pengalaman semua nabi, kecuali Musa, merupakan penglihatan, bukan kejadian nyata."{{sfn|Gaines|2003|page=20}} Namun, seorang cendekiawan yang bernama [[Isaac Abravanel|Ishak Abarbanel]] (1437 – 1509) beranggapan bahwa Yunus dapat dengan mudah selamat di dalam perut ikan selama tiga hari,{{sfn|Gaines|2003|page=18}} karena "fetus hidup selama sembilan bulan tanpa adanya udara segar."{{sfn|Gaines|2003|page=18–19}}
 
''Teshuva'' (kemungkinan untuk bertobat dan diampuni oleh Tuhan) adalah salah satu gagasan utama dalam pemikiran Yahudi. Konsep ini dikembangkan dalam Kitab Yunus: Yunus, putra kebenaran (nama ayahnya, "Amitai" berarti kebenaran dalam bahasa Ibrani), tidak mau menyuruh orang-orang [[Niniwe]] untuk bertobat. Ia hanya mencari kebenaran (''emet''), dan bukan pengampunan.