Abdullah bin Syeikh al-Aydarus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya) |
||
Baris 3:
Abdullah adalah salah satu pemukim [[Arab]] Hadhrami yang paling awal di [[Aceh]], dan, seperti banyak sanak saudaranya yang datang setelah itu, dia berperan sebagai "''Naqib''", pemimpin agama Aceh.<ref>''The Acehnese VOL. I'' (1906), hlm. 155</ref><ref>''Nasihat-Nasihat Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda'' (1990), hlm. 1855</ref> Sultan Alauddin Mansur Syah dari [[Kesultanan Aceh]] (memerintah pada 1577–1585) membujuk 'Abdullah untuk menikahi putrinya, dan anaknya Zainal-'Abidin lahir dari pernikahan ini.<ref>''Ahlul-bait (keluarga) Rasulullah SAW & Raja-Raja Melayu'' (2001), hlm. 197, ...Tuan Habib adalah sebenarnya moyang Tuan Habib yang bernama Abdullah Al 'Aidrus yang menikah dengan puteri Sultan Alauddin Mansur Syah di Aceh.) Nama Sultan Alauddin Riayat Syah III (Raja Mansur) yang tertera pada peringatan...</ref><ref>''Malaysia Kita'' (1991), hlm. 304</ref> Pada Tahun-tahun berikutnya, dia menghabiskan hidupnya di sebuah desa setempat, Kampung Pasir Putih, di mana dia meninggal karena usia tua.<ref>''Bendaharas and Tumenggung'' (1932), hlm. 58</ref>
Putra 'Abdullāh, Zainal-'Abidin juga menjadi pemimpin agama dan bermigrasi ke [[Johor]], di mana dia menikahi Tuan Kaishi, putri Tuan Jenal, [[Bendahara]] dari [[
== Keturunan ==
|