Perang di Samarinda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9:
Buku berukuran 14,5 X 21 cm ini tersedia di sejumlah perpustakaan lokal dan juga di luar negeri, seperti [[Perpustakaan Nasional Australia]] di [[Canberra]]<ref>{{Cite web|author=|title=Perang di Samarinda: sejarah perjuangan Indonesia merdeka di ibu kota Kalimantan Timur, 1945-1949 / Muhammad Sarip|url=https://catalogue.nla.gov.au/catalog/10007194|website=National Library of Australia|access-date=7 Januari 2025}}</ref> dan [[Perpustakaan Kongres Amerika Serikat]] di [[Washington, D.C.|Washington]].<ref>{{Cite web|title=Perang di Samarinda: sejarah perjuangan Indonesia merdeka di ibu kota Kalimantan Timur|url=https://lccn.loc.gov/2023330049|website=Library of Congress|access-date=7 Januari 2025}}</ref>
== Isi buku ==
Buku ini mendudukkan perkara bahwa tidak sedikit orang yang menyangka bahwa Proklamasi 17 Agustus 1945 otomatis menjadikan seluruh wilayah Indonesia merdeka secara penuh. Sebagian orang mengira, sejak siaran Proklamasi Sukarno-Hatta itu penjajahan lenyap dari Kepulauan Nusantara. Realitanya, hanya tentara Jepang yang angkat kaki dari Indonesia. Sementara Belanda kembali menduduki wilayah yang tiga tahun sebelumnya direbut serdadu Dai Nippon. Sejak 1945 hingga 1949 militer Belanda bercokol di Indonesia dan pemerintahan NICA berkuasa. Namun, rakyat Nusantara melawan, termasuk di Samarinda. Masyarakat di pusat birokrasi Kalimantan Timur juga menentang Belanda. Buku ini mendeskripsikan sejarahnya.<ref>{{Cite web|author=|date=6 Juni 2023|title=Perang di Samarinda: Sejarah Perjuangan Indonesia Merdeka di Ibu Kota Kalimantan Timur 1945–1949|url=https://www.pustakahorizon.com/2023/06/perang-di-samarinda-sejarah-perjuangan.html|website=Pustaka Horizon|access-date=7 Januari 2025}}</ref>
== Referensi ==
|