Perang di Samarinda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pekerti (bicara | kontrib)
Pekerti (bicara | kontrib)
Baris 21:
Rusmadi Wongso mengemukakan, di Samarinda sejarah autentik perjuangan warga dapat dilihat dengan berdirinya empat tugu palagan. Keempat tugu palagan itu terdapat di [[Sambutan, Samarinda|Sambutan]], Solong, [[Teluk Lerong Ulu, Sungai Kunjang, Samarinda|Teluk Lerong]] dan [[Bukit Pinang, Samarinda Ulu, Samarinda|Bukit Pinang]] yang menandakan bahwa terdapat perjuangan rakyat Samarinda melawan agresi penjajah. Perjuangan yang dilakukan ini tidak hanya sebatas perlawanan dengan baku tembak secara fisik saja, tetapi juga perjuangan secara diplomasi politik. Rusmadi mengungkapkan pula peran tokoh-tokoh pers di Samarinda yang membangkitkan semangat [[patriotisme]] warga Samarinda.<ref name=":15">{{Cite web|author=Yokominarno|first=Himawan|date=4 Oktober 2023|title=Wawali Samarinda Ingatkan untuk Tidak Lupakan Sejarah|url=https://beritaborneo.com/main/wawali-samarinda-ingatkan-untuk-tidak-lupakan-sejarah/|website=Berita Borneo|access-date=7 Januari 2025}}</ref>
 
Inui Nurhikmah selaku pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda Nurhikmah menilai, buku yang menjadi bahan diskusi tentang sejarah perlawanan rakyat Samarinda dalam menentang penjajahan pada waktu itu memberikan gambaran bahwa rakyat Samarinda pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945 menolak kembalinya Belanda untuk melanjutkan penjajahannya. Dikatakannya, informasi data yang diambil sebagai dasar bagi penulisan buku tersebut sebagian besar dikumpulkan oleh penulis dari sumber-sumber pustaka tentang sejarah Kalimantan Timur. Data yang dikumpulkan terkhusus sejarah tentang perjuangan di Samarinda. Pengumpulan informasinya pun dilakukan dalam waktu bertahun-tahun.<ref name=":12" />
 
== Referensi ==