Kerajaan Kahuripan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k vandalisme oleh anonim, sambil mengejek user lain
Tag: Pengembalian
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Hirarki sub-judul)
 
Baris 60:
Sejak saat itu wilayah kerajaan Airlangga mencakup hampir seluruh [[Jawa Timur]]. Airlangga juga memperluas wilayah kerajaan hingga ke [[Jawa Tengah]], bahkan pengaruh kekuasaannya diakui sampai ke [[Bali]].
 
==== Ibu Kota Kahuripan= ===
Tahun 1032, menurut [[prasasti Terep]], [[Airlangga]] membangun ibu kota baru di wilayah Janggala bernama Kahuripan yang berpusat di daerah [[Kabupaten Sidoarjo]] sekarang. Nama Kahuripan inilah yang kemudian lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin Airlangga, sama halnya nama [[Singhasari]] yang sebenarnya adalah nama ibu kota, lazim dipergunakan sebagai nama kerajaan yang dipimpin oleh [[Kertanagara]].
 
==== Istana Madander= ===
Di tahun 1037, dikeluarkan [[prasasti Kusambyan]] memuat informasi mengenai [[keraton]] "Madander" yang diperkirakan sebagai lokasi dari istana Airlangga yang terletak di sekitar [[Kabupaten Jombang]].
 
Baris 69:
{{Main|Prasasti Kamalagyan|Prasasti Kusambyan|Prasasti Pucangan|Prasasti Pamwatan}}
[[File: 035 Main Entrance, Gunung Gangsir (39519459575).jpg|thumb|[[Candi Gunung Gangsir]], peninggalan Kerajaan Kahuripan di daerah [[Beji, Pasuruan]].]]
==== Ekonomi, Sastra dan Agama= ===
Kerajaan dengan pusatnya berada di [[Kahuripan]] ini, wilayahnya membentang dari [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] di timur hingga [[Kabupaten Madiun|Madiun]] di barat. Daerah pantai utara [[Jawa]], terutama [[Sidoarjo]], [[Surabaya]] dan [[Tuban]] menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya. [[Airlangga]] naik takhta dengan bergelar abhiseka (wisuda) '''''Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa'''''. Ketika itu, [[Airlangga]] dikenal atas toleransi beragamanya, yaitu sebagai pelindung agama [[Hindu]], [[Siwa]] dan [[Buddha]].
Airlangga juga menaruh perhatian terhadap seni sastra. Tahun [[1035]], [[Mpu Kanwa]] menulis ''[[Arjuna Wiwaha]]'' yang diadaptasi dari epik ''[[Mahabharata]]''. Kitab tersebut menceritakan perjuangan [[Arjuna]] mengalahkan [[Niwatakawaca]], sebagai kiasan Airlangga mengalahkan raja Wurawari. Setelah keadaan telah aman, Airlangga mulai mengadakan pembangunan-pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan yang dicatat dalam prasasti-prasasti peninggalannya antara lain;
Baris 78:
*Berdasarkan [[prasasti Pucangan]], meresmikan pertapaan [[Gunung Pucangan]] tahun [[1041]].
 
==== Ibukota Dahanapura= ===
Pada tahun 1042, berdasarkan [[prasasti Pamwatan]] dan ''[[Serat Calon Arang]]'', di akhir masa pemerintahannya, Airlangga kemudian memindahkan ibukotanya ke [[Daha]], [[Kota Kediri]].