Kamaludin ismail: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (uncertain) |
||
Baris 14:
Selain mendirikan yayasan untuk pendidikan warga sekitar Kiai Ismail juga menjadi guru, kiai bagi orang-orang yang ingin nyantri. Kiai Ismail (ayah Gus Kamal) adalah seorang kiai yang mengasuh banyak santri. Pesantren ayahnya ini diturunkan turun temurun dari generasi ke generasi. Gus Kamal sendiri adalah generasi kelima dari pendiri awal pesantren, yakni [https://radarjombang.jawapos.com/masa-lampau/664960935/desa-di-jombang-ini-diyakini-jadi-lokasi-sri-sultan-hamengkubuwono-ix-nyantri-rumahnya-masih-terawat KH. Imam Ahmad] yang merupakan kakek buyutnya.
Sebagai keluarga yang memiliki latar belakang kegamaan dan spiritual yang kuat, Kamaludin remaja akhirnya dipondokkan oleh ayahnya ke KH. Khobir Siroj, yang merupakan pengasuh pondok pesantren Menara Al Fattah Mangunsari Tulungagung. Di pesantren inilah, Kamaludin nyantri, belajar dan berguru dengan disiplin dan ketat kepada gurunya itu.
Dalam ingatan Kiai Kamal, KH. Khobir Siraj sangat teliti, detail serta istiqomah tatkala mengajar dan menyimak setoran hafalan al Qur’an. bertahun-tahun Kamaludin remaja berguru dan nyantri kepada KH. Khobir Siraj, hingga dipercaya sebagai santri kinasihnya. Kamaludin remaja sering memijiti gurunya itu dikala waktu senggang.
Usai menghatamkan al Qur’an kepada KH. Abdul Khobir Siraj, Kamaludin remaja pun boyong dan pulang ke rumah. Tahun 2004 ayahnya Kiai Ismail meninggal dunia, hingga estafet kepengasuhan dilanjutkan oleh Gus Kamaludin. <references />
<references />
|