Benteng Somba Opu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 45:
Benteng Somba Opu sebelumnya merupakan bandar yang ramai dan penting dalam lalu lintas perdagangan dunia pada abad ke-16. Kira-kira tahun 1600, Somba Opu menyediakan berbekalan bagi kapal yang akan melanjutkan pelayaran baik ke timur maupun ke barat dan merupakan pelabuhan yang sangat ramai. Rempah-rempah yang dapat diperoleh di pelabuhan Somba Opu kadang-kadang lebih murah daripada di Maluku sendiri. Peranan dan posisi Somba Opu sebagai bandar semakin meningkat pada abad ke-17<ref>{{Cite book|last=Abduh|first=et.al|date=1985|title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Selatan|location=Jakarta|publisher=Depdikbud|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Benteng Somba Opu 06.jpg|jmpl|Rumah Adat Bugis]]
Benteng Somba Opu merupakan benteng induk Kerajaan Gowa dan menjadi benteng utama dan tempat kedudukan Raja Gowa (Sultan Hasanuddin) pada zaman Kerajaan Gowa. Benteng Somba Opu didirikan pada awal abad ke-16 atas inisiatif Raja Gowa IX Karaeng Tumpakasiri Kallongna selanjutnya diteruskan oleh Karaeng Tunipallanga Ulaweng. Pada tahun 1545 Karaeng Tunipallanga Raja Gowa X memperkuat struktur benteng dengan padas.Kediaman bangsawan dan kerabat para raja terletak dibagian utara di belah 2 oleh sumbu jalan utama yang membujur utara selatan di sebelah utara menempel pada dinding luar terdapat pasar. Jalan utama tersebut berpotong tegak lurus di bagian tengah kompleks, dengan sebuah jalan lainnya yang melintang dalam arah timur- barat. Mesjid terletak di ujung jalan utama, melintang barat-timur beriorentasi ke arah barat. Tempat bermukim raja terletak barat-selatan dekat dan sejajar dengan dinding sebelah barat. Diluar benteng tinggi, bermukim para perajurit, keluarga, tukang-tukang, saudagar dan para pendatang dari berbagai suku bangsa
== Lokasi ==
|