Islam di Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wahyu Cahyo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wahyu Cahyo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Islam di Jepang biasanya dianut oleh orang Turki, Arab, Melayu, dan Indonesia yang pendidikan/bekerja di Jepang
 
=Sejarah==
===Antara 1877 dan Perang Dunia II===
 
Baris 31:
Ketua kedua persatuan ini ialah '''Allahyarham Umar Mita'''. Mita merupakan orang Islam yang tipikal bagi generasi tuanya yang mempelajari Islam di wilayah-wilayah yang diduduki oleh [[Kekaisaran Jepang]]. Melalui hubungan-hubungannya dengan orang-orang Cina Muslim, beliau memeluk Islam di [[Beijing]]. Saat Mita kembali ke Jepang selepas perang, beliau menunaikan haji, dan merupakan orang Jepang pertama sesudah peperangan untuk berbuat demikian. Mita juga membuat terjemah Al-Quran bahasa [[Jepang]] untuk pertama kali. Oleh itu, hanya selepas Perang Dunia II baru terdapat sebuah komunitas di Jepang.
 
===Orang Jepang Muslim===
Tidak terdapat sensus yang bisa dilihat tentang bilangan orang Jepang Muslim di Jepang. Sebagian orang menyatakan bahwa bilangannya hanya dalam beberapa ratus. Ketika ditanya, '''Abu Bakr Morimoto''' manjawab, "Berbicara jujur, hanya seribu. Dalam pengertiannya yang paling umum, jika kita memasukkan mereka yang memeluk Islam tetapi tidak mengamalkan agama ini, umpamanya hanya untuk [[perkawinan]], bilangannya mungkin dalam beberapa ribu.".
 
Baris 38:
Ketika melawat negara-negara Muslim, kata-kata bahwa orang-orang Muslim Jepang adalah kumpulan agama minoritas sering menimbulkan masalah daripada para hadirin, "Berapakah jumlah orang Muslim di Jepang?" Jawaban ketika ini: "Satu daripada seratus ribu."
 
===Dakwah di JepunJepang===
[[Statistik]] menunjukkan bahwa di sekitar 80% daripada jumlah penduduk Jepun adalah penganut [[Buddha]] atau [[Shinto]], sedangkan hanya 0,095% atau hanya berjumlah 121.062 orang.
{{terjemah|Malaysia}}
[[Statistik]] menunjukkan bahwa di sekitar 80% daripada jumlah penduduk Jepun adalah penganut [[Buddha]] atau [[Shinto]], sedangkan hanya 0.7% merupakan penganut Nasrani (Kristen/Katolik). Hanya satu perempat penduduk-penduduk Jepang mempercayai satu agama khusus. Ketiadaan kepercayaan ini adalah bagi generasi muda Jepang yang berumur 20-an dengan kadar [[atheisme]] setinggi 85%.
 
Bilangan pendakwah yang berpotensi dalam komunitas Muslim di Jepang adalah amat kecil, dan terdiri daripada para pelajar dan berbagao jenis pekerjaan yang bertumpu di kota besar seperti [[Hiroshima]], [[Kyoto]], [[Nagoya]], [[Osaka]] dan [[Tokyo]].
 
Baris 50 ⟶ 48:
Oleh itu, tidaklah mengejutkan untuk mendapati bahwa pengetahuan orang Jepang yang biasa tentang agama Islam hanya dihadapkan kepada beberapa istilah yang berkaitan dengan [[poligami]], [[Sunni]] dan [[Shia]], [[Ramadhan]], Haji, Nabi Muhammad, dan Allah. Dengan kesan-kesan yang semakin terang tentang kesadaran kewajiban komunitas-komunitas Islam serta penilaian yang rasional, Umat Muslim telah menunjukkan tanggungan yang lebih kuat terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan dakwah dengan cara yang lebih teratur.
 
===Rujukan===
* Islam in Japan: It's past, present and future. Islamic Centre Japan, 1980.
* Arabia, Jilid 5, No. 54. Februari 1986/Jamad al-Awal 1406.