Parameswara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 17:
Pada abad ke-14, Sriwijaya mulai kehilangan pengaruhnya di [[Kepulauan Melayu]]. Disaat yang sama, imperium [[Majapahit]] yang berpusat di Jawa muncul sebagai kekuatan utama Nusantara. Sriwijaya yang pernah berkuasa di Jawa hingga tahun 1290, mendapatkan serangan balasan dari kerajaan-kerajaan Jawa. [[Singasari]] yang kemudian dilanjutkan oleh Majapahit, menyerang ibu kota Sriwijaya di [[Palembang]]. Serangan ini mengakibatkan berpindahnya keluarga kerajaan beserta para pengikutnya ke [[Kerajaan Malayu|Malayu]] ([[Provinsi Jambi]] sekarang).
 
Menurut ''[[Silsilah Pararaton]]'', Parameswara masih memiliki garis keturunan dari Raden Wijaya. Raden Wijaya adalah raja pertama (1293-1309) sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya menikahi Sri Gayatri Rajapatni, putri dari Sri Kertanegara, raja terakhir (1268-1292) Kerajaan Singasari, yang kemudian memiliki putri bernama Tribhuwana Wijayatunggadewi, ratu pemimpin ketiga (1326-1350) Kerajaan Majapahit. Ia menikahi Kertawardana, dan memiliki putri bernama Iswari. Iswari kemudian menikahi Singawardana, dan memiliki Putri Sarawardani. Kemudian ia menikahi Ranamenggala, dan memiliki anak yang diberi nama Parameswara yang lahir pada 1344.
''[[Sejarah Melayu]]'' mencatat bahwa setelah Palembang jatuh, keluarga kerajaan mengungsi ke [[Pulau Bintan]]. Pada tahun 1324, Sang Nila Utama penerus raja Sriwijaya, berpindah dari Bintan ke Tumasik setelah membunuh penguasa setempat, Temagi, yang merupakan perwakilan [[Kerajaan Ayutthaya]]. Disini Sang Nila Utama mendirikan Singapura Lama dan berkuasa selama 48 tahun. Kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya Paduka Sri Pekerma Wira Diraja (1372 – 1386) yang kemudian diteruskan oleh cucunya, Paduka Seri Rana Wira Kerma (1386 – 1399). Pada tahun 1401, Parameswara putra dari Seri Rana Wira Kerma, mengungsi dari Tumasik setelah mendapat penyerangan dari Majapahit.<ref>{{cite web | last = Buyers | first = Christopher | title = The Ruling House of Malacca - Johor | url=http://www.royalark.net/Malaysia/malacca.htm | accessdate = 2009-06-13 }}</ref>.
 
''[[Sejarah Melayu]]'' mencatat bahwa setelah Palembang jatuh, keluarga kerajaan mengungsi ke [[Pulau Bintan]]. Pada tahun 1324, Sang Nila Utama penerus raja Sriwijaya, berpindah dari Bintan ke Tumasik setelah membunuh penguasa setempat, Temagi, yang merupakan perwakilan [[Kerajaan Ayutthaya]]. Disini Sang Nila Utama mendirikan Singapura Lama dan berkuasa selama 48 tahun. Kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya Paduka Sri Pekerma Wira Diraja (1372 – 1386) yang kemudian diteruskan oleh cucunya, Paduka Seri Rana Wira Kerma (1386 – 1399). Pada tahun 1401, Parameswara putra dari Seri Rana Wira Kerma, mengungsi dari Tumasik setelah mendapat penyerangan dari Majapahit.<ref>{{cite web | last = Buyers | first = Christopher | title = The Ruling House of Malacca - Johor | url=http://www.royalark.net/Malaysia/malacca.htm | accessdate = 2009-06-13 }}</ref>.
 
== Mendirikan Kesultanan Malaka ==