Waiwaswata Manu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
+ edit
Baris 1:
'''Waiwaswata Manu''' ([[Sanskerta]]: वैवस्वत मनु; ''Vaivasvata manu'') atau '''Sradadewa Manu''' ([[Sanskerta]]: श्राद्धदेव मनु; ''Śrāddhadeva manu'') adalah pemimpin [[manwantara]] ketujuh (zaman sekarang) menurut kepercayaan [[Hindu]]. Beliau merupakan putra dewa [[Surya]] dan [[Saranya]]. Karena merupakan putra dewa matahari ([[Surya]] alias [[Surya|Wiwaswat]]), maka beliau disebut Waiwaswata. Menurut berbagai kitab ''[[Purana]]'', Waiwaswata Manu hidup pada zaman [[Satyayuga]], saat dewa [[Wisnu]] turun ke dunia dalam wujud seekor [[matsya|ikan]] (''[[matsya]]''). Keturunannya memerintah sebuah kerajaan yang disebut [[kerajaan Kosala|Kosala]], dengan pusat pemerintahan di [[Ayodhya]]. Garis keturunannya dikenal sebagai [[Dinasti Surya]] atau [[Suryawangsa]].
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Waiwasta Manu''' ([[Sanskerta]]: वैवस्वत मनु; ''Vaivasvata manu'') adalah [[Manu (Hindu)|Manu]] yang ketujuh, pemimpin [[Manwantara]] ketujuh, suatu kurun zaman yang sedang berlangsung sekarang ini. Beliau dikenal pula dengan nama '''Satyabrata''' dan gelar '''Sraddhadewa Manu'''. Beliau merupakan putra [[Surya|Waiwaswat]] ([[Surya]]) dan [[Saranya]]. Menurut kitab ''[[Matsyapurana]]'', beliau merupakan pemimpin bangsa [[Dravida]].
 
Pada manwantara ketujuh (sekarang), yang menjadi para dewa adalah para [[Aditya]], [[Sadhya]], [[Basu]], [[Wiswadewa]], dan [[Aswin]]. Yang menyandang gelar [[Indra]] adalah Purandara atau Urjaswi. Tujuh resi agung ([[saptaresi]]) pada manwantara sekarang adalah [[Atri]], [[Kasyapa]], [[Gautama]], [[Bharadwaja]], [[Wiswamitra]], [[Wasista]], dan [[Jamadagni]].
== Mitologi dalam ''Matsyapurana'' ==
 
== Waiwaswata Manu dan Matsya ==
Dalam kitab ''[[Matsyapurana]]'' diceritakan, bumi diperintah oleh Waiwaswata Manu pada zaman [[Satyayuga]]. Pada suatu ketika, saat sang raja hendak membasuh muka di sungai, munculah [[ikan]] kecil yang meminta perlindungan dari sang raja. Sang raja menempatkan ikan tersebut di sebuah tempat air. Namun dalam waktu yang singkat, badan ikan tersebut bertambah besar dan memenuhi tempat air yang disediakan sang raja. Akhirnya sang raja memindahkan ikan tersebut ke tempat air yang lebih besar. Karena hal yang sama terjadi lagi, maka sang raja memindahkan ikan tersebut ke sebuah kolam. Di kolam tersebut badan si ikan juga bertambah besar, memenuhi daya tampung kolam. Akhirnya sang raja memindahkan ikan tersebut ke [[sungai Gangga]], hingga akhirnya ke [[samudra]]. Di samudra, ikan tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu [[Wisnu]].
 
Dalam kitab ''[[Matsyapurana]]'' diceritakan, pada zaman [[Satyayuga]], bumi dilanda bencana air bah. Sebelum hal itu terjadi, Wisnu, dewa pemelihara alam semesta turun ke bumi untuk memberi peringatan pada Waiwaswata Manu, pemimpin umat manusia pada saat itu. Wisnu turun ke bumi dalam wujud seekor [[matsya|ikan]].
Wisnu memberitahu Waiwaswata Manu bahwa bencana [[Air bah (mitologi)|air bah]] akan melanda bumi. Maka dari itu, Wisnu memerintahkan sang raja untuk menyiapkan [[bahtera]] lalu membawa makhluk hidup berpasangan ke dalam bahtera tersebut untuk diselamatkan. Amanat tersebut dijalankan oleh sang raja. Akhirnya sang raja beserta segala makhluk yang ada dalam bahtera selamat dari bencana air bah. Setelah air bah yang melanda bumi surut, sang raja dan makhluk hidup lainnya menempati bumi kembali.
 
DalamPada kitab ''[[Matsyapurana]]'' diceritakan, bumi diperintah olehsaat Waiwaswata Manu pada zaman [[Satyayuga]]. Pada suatu ketika, saat sang raja hendak membasuh muka di sungai, munculah [[ikan]] kecil yang meminta perlindungan dari sang raja. Sang raja menempatkan ikan tersebut di sebuah tempat air. Namun dalam waktu yang singkat, badan ikan tersebut bertambah besar dan memenuhi tempat air yang disediakan sang raja. Akhirnya sang raja memindahkan ikan tersebut ke tempat air yang lebih besar. Karena hal yang sama terjadi lagi, maka sang raja memindahkan ikan tersebut ke sebuah kolam. Di kolam tersebut, badan sisang ikan jugakian bertambah besar, memenuhi daya tampung kolam. Akhirnya sang raja memindahkan ikan tersebut ke [[sungai Gangga]], hingga akhirnya ke [[samudra]]. Di samudra, badan ikan tersebut kian membesar. Sang raja terkesima, lalu sadar bahwa ikan tersebut tiada lain merupakan Wisnu sendiri yang turun menjelma di bumi. Akhirnya, ikan tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu [[Wisnu]].
Waiwaswata Manu mendirikan kota yang disebut [[Ayodhya]], letaknya di [[Kerajaan Kosala]]. Di antara para putranya, Waiwaswata Manu memilih [[Ikswaku]] sebagai raja. Keturunan Ikswaku merupakan para raja dari [[Dinasti Surya]]. Para raja yang mahsyur dalam legenda India, seperti misalnya [[Bhagiratha]] dan [[Sri Rama]], lahir dalam dinasti ini.
 
Wisnu memberitahu Waiwaswata Manu bahwa bencana [[Air bah (mitologi)|air bah]] akan melanda bumi. Maka dari itu, Wisnu memberikan bahtera yang dibuat oleh para dewa kepada sang raja (versi yang umum menyebutkan bahwa Wisnu memerintahkan sang raja untuk menyiapkanmembuat [[bahtera]]). laluSetelah bahtera disiapkan, sang raja membawa makhluk hidup berpasangan ke dalam bahtera tersebut untuk diselamatkan. AmanatAkhirnya pada hari yang ditakdirkan, bencana air bah melanda bumi. Bencana tersebut dijalankandiawali olehdengan bencana kekeringan, lalu mendung, hingga turunlah hujan lebat yang dengan cepatnya membanjiri bumi. Dalam situasi tersebut, Wisnu menjelma sebagai ikan raksasa bertanduk. Sang raja mengikat bahteranya ke tanduk ikan tersebut. Yang ia gunakan sebagai tali adalah seekor naga. Ikan penjelmaan Wisnu menuntun bahtera sang raja mengarungi badai. Akhirnya, sang raja beserta segala makhluk yang ada dalam bahtera selamat dari bencana air bah. Setelah air bah yang melanda bumi surut, sang raja dan makhluk hidup lainnya menempati bumi kembali.
 
== Keturunan dan warisan ==
 
Waiwaswata Manu mendirikan kota yang disebut [[Ayodhya]], letaknya di [[Kerajaan Kosala]]. Waiwaswata Manu memiliki beberapa putra yang memerintah kerajaan masing-masing. Mereka adalah [[Ikswaku]], [[Kusanaba]], [[Resta]], [[Dresta]], [[Narisyanta]], [[Karusa]], [[Saryati]], [[Persadra]], [[Nabaga]], dan [[Ila (putri Manu)|Ila]]. Ila sesungguhnya seorang wanita (versi lain menyebutkan bahwa Ila adalah seorang lelaki yang berubah menjadi wanita), namun sewaktu-waktu dapat berubah menjadi seorang pria bernama Sudyumna karena ia menanggung sebuah kutukan. Di antara para putranya, Waiwaswata Manu memilih [[Ikswaku]] sebagai raja Kosala. Keturunan Ikswaku merupakan para raja dari [[Dinasti Surya]]. Para raja yang mahsyur dalam legenda India, seperti misalnya [[Bhagiratha]] dan [[Sri Rama]], lahir dalam dinasti ini.
 
== Silsilah ==
 
{{familytree/start}}
{{familytree| | | | | sar |y| sur |y| cay | |sar=[[Saranya]]|sur=[[Surya]]|cay=[[Caya]]|}}
{{familytree| | | | | | | |!| | | |!| | |}}
{{familytree| | | sra |y| wai | | saw | | can |y| tar | |sra=Srada|wai=W. Manu|saw=[[Sawarni Manu|S. Manu]]|can=[[Candra]]|tar=[[Tara]]|}}
{{familytree| | | |,|-|^|-|v|-|-|-|.| | | | | |!| | |}}
{{familytree| | | iks | | 8pa | | ila |~|y|~| bud | |iks=[[Ikswaku]]|8pa=8 putra|ila=[[Ila (putri Manu)|Ila]]|bud=[[Budha]]|}}
{{familytree| | | |!| | | | | | | | | | |!| | |}}
{{familytree| | | dsy | | | | | | | | | dsc | |dsy='''[[Dinasti Surya|Dinasti{{br}}Surya]]'''|dsc='''[[Dinasti Candra|Dinasti{{br}}Candra]]'''|}}
{{familytree/end}}
 
== Lihat pula ==
* [[Manu (Hindu)|Manu]]
* [[Matsya]]
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.godandguru.com/shiv-puran/chapter-52.html ''Story of Vaivasvata Manu'']
 
 
{{tokoh mitologi hindu}}
 
{{hindu-stub}}
 
[[Kategori:Tokoh dalam mitologi Hindu]]