Ahmad Dahlan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 37:
 
== Latar belakang keluarga dan pendidikan ==
Nama kecil K.HKH. Ahmad Dahlan adalah '''Muhammad Darwisy'''. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah iaIa termasuk keturunan yang kedua belas dari [[Maulana Malik Ibrahim]], seorang wali besar dansalah seorang yang terkemuka diantara [[Wali SongoWalisongo]], yangyaitu merupakanpara pelopor pertama dari penyebaran dan pengembanganagama Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991). Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kyai Murtadla bin Kyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen) bin [[Sunan Giri|Maulana 'Ainul Yaqin]] bin [[Maulana Ishaq]] bin [[Maulana Malik Ibrahim (]].<ref>Yunus Salam, 1968: 6).</ref>
 
Pada umur 15 tahun, beliauia pergi haji dan tinggal di [[Mekah]] selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti [[Muhammad Abduh]], [[Jamal-al-Din Afghani|Al-Afghani]], [[Rasyid Ridha]] dan [[Ibnu Taimiyah]]. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun [[1888]], beliauia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
 
Pada tahun [[1903]], beliauia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, beliauia sempat berguru kepada [[Syeh Ahmad Khatib]] yang juga guru dari pendiri [[NU]], [[K.HHasyim Asyari|KH. Hasyim Asyari]]. Pada tahun [[1912]], ia mendirikan [[Muhammadiyah]] di kampung [[Kauman, Yogyakarta]].
 
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan [[Nyai Ahmad Dahlan|Siti Walidah]], sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri [[Aisyiyah]]. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah (Kutojo dan Safwan, 1991). Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (.<ref>Yunus Salam, 1968: 9).</ref>
 
BeliauKH. Ahmad Dahlan dimakamkan di [[KarangKajen]], [[Yogyakarta]].
 
== Pengalaman Organisasi ==