Paremono, Mungkid, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TXiKiBoT (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
|kepadatan =-
}}
'''Paremono''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Mungkid, Magelang|Mungkid]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].MerupakanBerdasarkan cerita leluhur nama paremono diambil dari kata "Parine kok Semono", yang dapat diartikan banyak sekali pohon padinya. Memang sebagian besar mata pencaharian sebagian besar penduduknya (80 %) adalah sebagai petani. Masyarakat Paremono di beri anugrah yang sangat besar dari Allah SWT berupa lahan yang subur. Disekeliling desa ini merupakan pegunungan yang subur dan juga masih aktif (Gunung Merapi.red). Paremono juga merupakan desa terluas dibandingkan dengan ke-15 desa lainnya di Kecamatan Mungkid.Desa ini terletak kira-kira 6 km dari candi Budha terbesar di dunia yaitu Borobudur. Sebagian besar penduduknya (kurang lebih 80%) adalah petani. Hampir seluruh penduduk Paremono memeluk agama Islam. Desa Paremono terbagi menjadi 13 dusun yaitu : Paremono, Trojayan, Namengan, Mertan, Gamol I, Gamol II, Tirto, Simping, Bentingan, Citran, Japun, Krapyak dan Dowo. Desa Paremono berbatasan langsung dengan beberapa desa lainnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan desa Bojong, Mungkid dan Ambartawang,sebelah barat dengan desa Bumirejo, sebelah selatan dengan desa Rambeanak serta sebelah timur berbatasan dengan desa Pabelan (desa Pabelan terkenal dengan pondok pesantrennya). Alumni pondok pesantren pabelan antara lain Prof. Komarudin Hidayat (Rektor Universitas Islam Jakarta) dan Dr. Bahtiar Effendy (Guru Besar UIN Jakarta)
{{kelurahan-stub}}