Genta Buana Paramita: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Infobox TV channel | | name = PT. Genta Buana Paramita | logofile = | logosize = | network = Rumah Produksi Studios di [[Jaka...' |
|||
Baris 19:
== Awal Mula ==
Awalnya, Gentabuana dikenal masyarakat Indonesia sebagai rumah produksi serial-serial kolosal. Pada 1996-1997 sukseslah film seri produksi mereka yang berjudul Singgasana Brama Kumbara, Tutur Tinular yang ditayangkan ANTV. Karena kesuksesan itulah Indosiar membeli seri kolosal itu, dengan cerita yang masih sama ketika tayang di ANTV, Indosiar hanya mengubah judulnya saja, seperti Balada Cinta Mei Shin, Pedang Naga Puspa, dll. Dan ternyata seri ini lebih sukses dan mendapat rating tinggi setelah ditayangkan Indosiar.
Untuk itulah Gentabuana ( yang pada waktu itu masih embel-embel Pitaloka ) mempercayakan produknya Misteri Gunung Merapi tayang di Indosiar dan syukurlah sukses bahkan mencapai ratusan episode hampir menorehkan prestasi sebagai sinetron terpanjang. Sayang, saat ini sinetron terpanjang masih dimiliki Tersanjung. Waktu itu, rating sinetron Misteri Gunung Merapi dan Tersanjung selalu unda-undi. ( di bawah atau di atasnya ) . Tokoh Mak Lampir, Grandong, Sembara, Basir, Nyi Roro Kidul, Sultan Agung, dan para kyai sepuh tak asing lagi di masyarakat
Menyusul kesuksesan inilah, dibuatlah Angling Dharma yang juga terbilang sukses mencapai 289 episode. Cerita mengenai kerajaan Malwapati merupakan inti dari kisah Prabu Angling Dharma. Namun intrik seperti dendam, cinta serta penghianatan jauh lebih menarik untuk dinikmati. Pendekar muda dari dua golongan yakni hitam dan putih selalu berusaha untuk mempertahankan apa yang menurut mereka benar. Sinetron ini melahirkan idola baru, Roy Jordy, Choky Andriano, Afdhal, Errina GD, dll.
Entah sejak kapan, rumah produksi Gentabuana Pitaloka mengganti namanya menjadi Gentabuana Paramita. Tidak hanya Indosiar, SCTV pun tertarik untuk kembali menghadirkan sinetron mistik berjudul Santet, produksi Gentabuana Paramita (pembuat Misteri Gunung Merapi, Kaca Benggala, Angling Dharma, Karma Pala), yang digarap dua sutradara berbarengan, Kamandanu dan Aliong. Kisahnya merupakan pengembangan dari cerita film layar lebar karya Imam Tantowi, Ratu Ilmu Hitam (1980), yang dulu dibintangi si Ratu Horor Suzzanna dan Alan Nuari. Ratu Ilmu Hitam sendiri menuai sukses besar karena merupakan film bertema mistik satu-satunya yang berhasil masuk nominasi Festival Film Indonesia 1980. Film produksi Rapi Film yang disutradarai Lilik Sudjio itu masuk nominasi masing-masing untuk Pemeran Wanita Terbaik, Pemeran Pembantu Pria terbaik, Penata Artistik Terbaik, Editor Terbaik, dan Penata Kamera Terbaik.
Sinetron serial Santet skenarionya ditulis Imam Tantowi bersama S. Tijab, penulis kreatif yang pernah membuat cerita besar untuk sandiwara radio, Tutur Tinular (tentang Kerajaan Majapahit) dan Kaca Benggala (bangkitnya Kerajaan Mataram). Kedua kisah heroik tersebut sebelumnya telah diangkat pula ke layar kaca. “Sinetron Santet ini punya misi kuat untuk meluruskan pandangan bahwa Allah tetap di atas segala-galanya,” ujar Imam Tantowi. “Ceritanya memang bertema mistik, tapi tidak mengajak pemirsa untuk bermistik-mistik,” imbuhnya. Santet bercerita tentang orang yang awalnya dituduh sebagai tukang santet, namun akhirnya malah benar-benar menjadi seorang tukang teluh. Kisahnya bermula dari perkawinan Pandan Arum, puteri Demang Kaligayam, dengan Denmas Pram. Pernikahan mereka justru menyakitkan hati Sawitri, gadis yang pernah digombali Pram, sehingga rela menyerahkan kegadisannya pada pria tersebut. Pesta perkawinan Pandan Arum dengan denmas Pram tiba-tiba saja kacau karena diganggu kekuatan gaib luar biasa. Denmas Pram langsung menuduh Sawitri di balik bencana ini. Laki-laki ini kemudian mempengaruhi penduduk untuk menyatroni rumah Sawitri. Akibatnya, ayah Sawitri tewas. Ibunya terluka parah. Kedua adiknya melarikan diri.
Menjelang bulan Ramadhan 1424 H, RCTI menghadirkan sinetron kolosal-religius, Wali Songo (Produksi PT Gentabuana Paramita). Berkisah tentang sembilan orang wali (Dewan Wali) yang hidup di zaman Majapahit. Mereka adalah Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, Sunan Drajad dan Sunan Kali Jaga. Sembilan Dewan Wali (Juru Dakwah) ini mengembangkan serta mengajarkan Agama Islam. Bahkan mendukung terbentuknya Kerajaan Islam Demak saat kehancuran Majapahit. “Kalau sinetron Kaca Benggala berkisah mengenai berdirinya Kerajaan Singosari dan Majapahit. Sementara Wali Songo ini bertutur tentang awal berdirinya Kerajaan Islam Demak dan Mataram,” demikian ujar Imam Tantowi, penulis skenario Wali Songo. Dikisahkan tentang kehancuran Majapahit yang menjadi pembicaraan sidang para wali yang dihadiri 9 orang wali. Menurut Sunan Ampel, kemungkinan kebijakan penguasa Majapahit yang sekarang akan sangat berbeda. Sebab sebagai raja Gunung, Betara i Keling (yang berhasil menggulingkan trah Majapahit), masih kurang bersahabat dengan Islam. Sunan Kali Jaga mengusulkan untuk membantu sisa-sisa lasykar Majapahit yang masih mengadakan perlawanan kepada kekuatan Batara i Keling. Tapi Sunan Giri menolak dan lebih baik menyusun kekuatan di Glagahwangi untuk secepatnya mendirikan sebuah negara. Sementara Raden Patah (Senopati Jin Bun) mengusulkan untuk lebih dulu mendirikan masjid sebagai tempat berkumpul, tempat pengembangan Islam. Maka mulailah para wali mendirikan Masjid Demak yang terkenal sebagai Mesjid Wali yang terletak di pesisir Jawa. Selain bertutur tentang nilai-nilai religius, sinetron Wali Songo juga berkisah tentang persoalan cinta. Salah seorang murid Megatruh bernama Arya Gading, memiliki kekuatan dan ilmu beladiri tinggi, sehingga disenangi para pemimpin juga putera-puteri bangsawan pesisir. Tapi yang diincar Arya adalah keluarga dekat Sultan yang bernama Siti Jamilah.▼
▲Menjelang bulan Ramadhan 1424 H, RCTI menghadirkan sinetron kolosal-religius, Wali Songo (Produksi PT Gentabuana Paramita). Berkisah tentang sembilan orang wali (Dewan Wali) yang hidup di zaman Majapahit. Mereka adalah Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, Sunan Drajad dan Sunan Kali Jaga. Sembilan Dewan Wali (Juru Dakwah) ini mengembangkan serta mengajarkan Agama Islam. Bahkan mendukung terbentuknya Kerajaan Islam Demak saat kehancuran Majapahit. “Kalau sinetron Kaca Benggala berkisah mengenai berdirinya Kerajaan Singosari dan Majapahit. Sementara Wali Songo ini bertutur tentang awal berdirinya Kerajaan Islam Demak dan Mataram,” demikian ujar Imam Tantowi, penulis skenario Wali Songo. Dikisahkan tentang kehancuran Majapahit yang menjadi pembicaraan sidang para wali yang dihadiri 9 orang wali. Menurut Sunan Ampel, kemungkinan kebijakan penguasa Majapahit yang sekarang akan sangat berbeda. Sebab sebagai raja Gunung, Betara i Keling (yang berhasil menggulingkan trah Majapahit), masih kurang bersahabat dengan Islam. Sunan Kali Jaga mengusulkan untuk membantu sisa-sisa lasykar Majapahit yang masih mengadakan perlawanan kepada kekuatan Batara i Keling. Tapi Sunan Giri menolak dan lebih baik menyusun kekuatan di Glagahwangi untuk secepatnya mendirikan sebuah negara. Sementara Raden Patah
(Senopati Jin Bun) mengusulkan untuk lebih dulu mendirikan masjid sebagai tempat berkumpul,
tempat pengembangan Islam. Maka mulailah para wali mendirikan Masjid Demak yang terkenal sebagai Mesjid Wali yang terletak di pesisir Jawa. Selain bertutur tentang nilai-nilai religius, sinetron Wali Songo juga berkisah tentang persoalan cinta. Salah seorang murid Megatruh bernama Arya Gading, memiliki kekuatan dan ilmu beladiri tinggi, sehingga disenangi para pemimpin juga putera-puteri bangsawan pesisir. Tapi yang diincar Arya adalah keluarga dekat Sultan yang bernama Siti Jamilah.
“Di sini kami tidak menampilkan kesaktian wali-wali. Yang ditampilkan hanya teman atau murid wali yang memiliki kesaktian tinggi,” imbuh Imam Tantowi yang mengaku skenario yang dibuatnya berdasarkan legenda dan juga buku-buku kuno. Sebelumnya Tantowi sudah banyak menulis skenario film-film kolosal bernafaskan legenda Hindu seperti; Angling Dharma, Karma Pala, dan Kaca Benggala. Serial kolosal lainnya adalah Nyi Roro Kidul, Roro Mendut, Keris Empu Gandring, Wali Songo, Karmapala ( setelah sukses di Indosiar, ditayang ulang oleh ANTV dengan diganti judulnya Mahabarata, Hanoman, Rama Shinta, Subali dan Sugriwa, Prabu Puntadewa, Melahirkan 100 Bayi, Nakula Sadewa, dll). Mungkin sudah kebiasaan Gentabuana mengganti-ganti judul atau suara pemain aslinya.
Setelah itu kharisma sinetron kolosal udah mulai redup pasca suksesnya Rahasia Ilahi di TPI. Gentabuana pun memproduksi sinetron serupa Rahasia Ilahi yang berjudul Kuasa Ilahi yang tayang di SCTV dan sukses. Karena sukses, ditambahlah slotnya dengan hadirnya Suratan Takdir yang memakai suara pemain aslinya (tidak didubbing). Indosiar pun tak mau ketinggalan dengan membeli dari Gentabuana berjudul Misteri Ilahi (semua sinetron Gentabuana Paramita yang ditayangkan di Indosiar selalu diDUBBING)???
Lagi-lagi, atas nama rating, sinetron produksi Gentabuana yang ditayangkan Indosiar jauh lebih sukses bila dibandingkan ditayangkan di stasiun TV lain. Sepertinya Gentabuana sudah cocok dengan lahan di Indosiar. Karena Indosiar sudah tak punya lahan bagus, sekarang hanya mengandalkan in-house, Genta dan Soraya. Soalnya MD Entertainment dan Multivision Plus sudah merajai layar SCTV dan Trans TV. Terlebih SinemArt eksklusif di RCTI ( MNC Group ). Kesuksesan Misteri Ilahi disusul Misteri Dua Dunia. Seri Misteri Dua Dunia yang paling sukses adalah seri TUYUL dengan tokoh sentralnya Tiwul dan Usro serta pemiliknya Nana (diperankan Temmy Rahadi) juda Dewi Durgandini (diperankan Lilis Suganda) yang ditayang berulang-ulang, juga ada Ngipri Monyet, Babi Ngepet, Nyi Blorong, Nyi Roro Kidul, Manusia Kucing,Manusia Harimau, dll.
Karena sudah bosan dengan tema misteri dan azab manusia ketika menjelang ajal, juga tema rebutan warisan, Gentabuana paramita hadir dengan inovasi baru, membuat judul FTV yang pertama, diberi judul Karmila dan lumayan sukses. Inilah cikal bakal menjamurnya FTV Dangdut yang tayang di Indosiar. Kalo boleh dibilang inilah Karmila adalah cerita yang orisinal karena lagu Dangdut ini dipakai pertama kali di Karmila ini. Yang lain mah tinggal tempel aja. Bahkan format FTV yang sudah ditayangkan, kembali ditayangkan dengan diganti judulnya. Atau ditempel pada slot Misteri Dua Dunia. Ini aneh. Yang biasanya ada silumannya, ini koq dangdutan. Apanya yang misteri? Cocoknya tuh judulnya, “Misteri Dua Hati” atau apalah.
Yang luar biasa sukses adalah FTV Kugapai Cintamu yang kemudian diganti ke dalam format sinetron ” Kisah Cinta Romi dan Yuli “. Banyak sekali thread yang membahas Sinema Utama produksi Gentabuana ini. Bahkan nama Temmy Rahadi, Imel Putri Cahyati, Rheiner Grandie Manoppo, Penty Afiani, Affandi, Catherine Pamela, Arief Rahman, Panji, Mega Aulia, Fairuz langsung mencuat dan dikenal masyarakat luas. Nama-nama lama yang sudah malang melintang pun juga kena imbasnya sukses sinema ini seperti Errina GD, Sally Marcellina, Mila Karmila, Chairil JM, Denia, Chocky Andriano, Revi Mariska, Jill Carissa, Lilis Sugandha, Afdhal, Ratu Anisa, Susan Amelia, Mahesa, Monica Oemardi, Irman Heryana dan masih banyak lagi mantan pemain sinetron laga Gentabuana yang pindah jalur ke pemain FTV.
|