Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95 (bicara | kontrib)
k ←Membatalkan revisi 2756058 oleh 114.125.204.218 (Bicara)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Allahyarham AlMukarram Prof.Dr.H.Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya MA,MSc dilahirkan di Pangkalan Berandan,Sumatera Utara, pada hari Rabu tanggal 20 Juni 1917 / 30 Sya'ban 1335 H dari seorang ibu yang bernama Siti Dour Siregar. Ayahanda beliau bernama Sutan Sori Alam Harahap,seorang pegawai perminyakan (BPM) Pangkalan Berandan yang berasal dari kampung Sikarang-karang, Padang Sidempuan. Beliau dilahirkan dari keluarga Islamis religius. Nenek beliau dari pihak ayahanda dan nenek beliau dari pihak ibunda adalah dua orang Syaikh Tarekat, yaitu Syaikh Yahya dari pihak ayah dan Syaikh Abdul Manan dari Pihak ibu. Keluarga ini selalu dikunjungi oleh para syaikh pada zaman itu.
{{rapikan}}
Tarekat Naqsyabandiyah yang dikembangkan beliau sangat berkembang pesat di dalam maupun luar negeri.Lebih dari 700 tempat zikir/surau/halkah telah didirikan,dalam tiap tahunnya dilakukan i'tikaf/suluk sebanyak 10 kali di berbagai tempat.Beliau sangat berkepentingan terhadap dunia pendidikan,untuk hal tersebut beliau mendirikan Taman Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi (Universitas Panca Budi)di Medan.
'''Prof.Dr.Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya MA An Naqsyabandy Al Khalidy QS''' ({{lahirmati||20|6|1917}}) adalah seorang tokoh yang berpengaruh di zamannya dan pewaris tarekat naqsabandiyah khalidiyah dari jalur jabal qubis; juga seorang keturunan raja di wilayah sumatera utara dan profesor,
Beliau wafat dan dimakamkan di Arco,Bogor pada hari Rabu tanggal 9 Mai 2001/15 Shafar 1422 H.
serta aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
 
RIWAYAT PENDIDIKAN
Beliau di lahirkan di pangkalan brandan 20 juni 1917, anak ke 4 dari 5 bersaudara
Secara Kronologis pendidikan yang ditempuh beliau adalah :
berguru pada syayidi syekh Muhammad Hasyim QS, Syekh Syahabuddin, syekh Abdul Majid, dan beberapa Syekh lainnya.
Beliau memegang beberapa tarekat yaitu naqsabandiyah khalidiyah, mazhariyah, sammaniyah dan sebagai mursyid tarekat - tarekat tersebut, namun yang diajarkan kepada murid - murid beliau adalah tarekat naqsabandiyah.
beliau memiliki zawiyah/alkah dzikir/tempat melaksanakan suluk/khalwat/majelis dzikir di seluruh nusantara termasuk luar negeri
 
1. H.I.S tahun 1924-1931 (tamat)
{{bio-stub}}
2. MULO-B tahun 1931-1935 (tamat dengan voorklasse)
3. AMS-B tahun 1935-1938 (tamat dengan bea siswa)
4. Kuliah Umum Ketabiban tahun 1938-1940
5. Kuliah Ilmu Jiwa,Amsterdam tahun 1940-1942 (tamat)
6. Belajar Tasawuf/Sufi tahun 1947-1954 mendapat 3 buah ijazah
7. Kuliah Indologie dan Bahasa Inggeris tahun 1951-1953
8. M.O Bahasa Inggeris le gedeelte tahun 1953 di Bandung
9. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika tahun 1962
10. Doktor dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika Tahun 1968
11. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Fisika-Kimia,tahun 1973
12. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Bahasa Inggeris tahun 1975
 
SEJARAH BELAJAR TAREKAT/SUFI
Beliau mengenal tarekat sejak tahun 1943-1946 melalu seorang khalifah dari Syaikh Syahbuddin Aek Libung (Tapanuli Selatan). Pada waktu masa penjajahan Jepang, namun pada waktu itu beliau belum mendalaminya.
Pada tahun 1947 beliau hadir di rumah murid Syaikh Muhammad Hasyim Buayan,Bukit Tinggi (Sumatera Barat),pada waktu itu akan dimulai pelaksanaan dzikir/tawajuh yang dipimpin oleh Syaikh Muhammad Hasyim.Menurut ketentuan seseorang tidak boleh mengikuti peramalan zikir/tawajuh sebelum ikut tarekat.Tetapi untuk beliau, Syaikh Muhammad Hasyim membolehkan ikut tawajuh/zikir dengan terlebih dahulu diajarkan secara singkat teknis pelaksanaan oleh khalifahnya. Ini merupakan hal yang langka bagi murid Tarekat Naqsyabandiah, yakni belum memasuki tarekat tetapi sudah dapat mengikuti tawajuh.
 
Peristiwa langka lainnya yang dialami beliau adalah pada tahun 1949 saat agresi Belanda. Dimana beliau mengungsi ke pedalaman Tanjung Alam Batu Sangkar,Sumatera Barat.Disini beliau mendapati surau, lalu shalat dan berzikir, sampai berhari-hari. Pada suatu ketika datanglah ke surau sekelompok orang untuk melakukan suluk/i'tikaf yang dipimpin oleh seorang khalifah dari seorang Syaikh yang termasyur di daerah tersebut yaitu Syaikh Abdul Majid Tanjung Alam.
Khalifah dari Syaikh Abdul Majid tersebut meminta beliau agar beliaulah yang memimpin suluk tersebut. Pada mulanya beliau menolak, tetapi setelah berkonsultasi selanjutnya beliau bersedia dengan syarat harus ada izin dari Syaikh Muhammad Hasyim,guru beliau. Lalu khalifah tersebut secara batin minta izin dahulu kepada Syaikh Muhammad Hasyim, setelah ada izin barulah beliau memimpin suluk. Jadi beliau belum pernah suluk, tetapi memimpin suluk.
 
Setelah kejadian itu,beliaupun menemui Syaikh Abdul Majid untuk meminta suluk. Kemudian mereka melakukan suluk bersama. Setelah suluk berakhir, beliau dianugerahi satu ijazah yang isinya sangat memberikan kemuliaan pada beliau. Beliau yang masih muda dan tidak memiliki apa-apa merasa tidak berhak menerima kemuliaan itu.Tetapi Syaikh Abdul Majid mengatakan hal itu telah digariskan dari atas, apalagi guru dari Syaikh Abdul Majid pernah berkata bahwa ia (Syaikh Abdul Majid) suatu saat akan memberikan ijazah kepada seseorang yang dicerdikkan Allah SWT.
 
Selanjutnya beliau menjumpai Syaikh Muhammad Hasyim untuk mempertanggung jawabkan kegiatan yang diluar prosedur tersebut dan sekaligus memohon suluk. Hal ini diperkenankan oleh Syaikh Muhammad Hasyim dengan langsung membuka suluk.
 
Pada tahun 1971, beliau bertemu pula dengan Syaikh Muhammad Said Bonjol. Setelah tawajuh, Syaikh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepada beliau sebuah mahkota yang dititipkan gurunya kepadanya dengan pesan agar diberikan suatu saat kepada seseorang yang pantas menerimanya. Puluhan tahun barulah hal tersebut terlaksana.
SILSILAH
Beliau adalah Mursyid Tarekat Naqsyabandiah dengan silsilah sebagai berikut :
 
1. Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a
2. Sayyidina Salman AlFarisi r.a
3. Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Siddiq r.a
4. Sayyidina Ja'far Ash Shadiq r.a
5. Al 'Arif Billah Sultanul Arifin Asysyaikh Thaifur bin Isa bin Adam bin Sarusyan, yang dimasyhurkan namanya Syaikh Abu Yazid Al Bustami Quddusu Sirruhu (qs)
6. Al'Arif Billah Asysyaikh Abul Hasan Ali bin Abu Ja'far Al Kharqani qs
7. Al 'Arif Billah Asysyaikh Abu Ali AlFadhal bin Muhammad Aththusi Al Farimadi qs
8. Al 'Arif Billah Asysyaikh Abu Yaqub Yusuf AlHamadani bin Ayyub bin Yusuf bin AlHusain qs dengan nama lain Abu Ali Assamadani
9. Al 'Arif Billah Asysyaikh Abdul Khaliq AlFajduwani Ibnu Al Imam Abdul Jamil qs
10. Al 'Arif Billah Asysyaikh Ar Riwikari qs
11. Al 'Arif Billah Asysyaikh Mahmud AlInjiri Faghnawi qs
12. Al 'Arif billah Asysyaikh Ali ArRamitani yang dimasyhurkan namanya dengan Asysyaikh Azizan qs
13. Al 'Arif Billah Asysyaikh Muhammad Baba Assamasi qs
14. Al 'Arif Billah Asysyaikh Sayyid Amir Kulal bin sayyid Hamzah qs
15. Al 'Arif Billah Asysyaikh Sayyid Bahauddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Asysyarif AlHusaini AlHasani AlUwaisi Al Bukhari qs, yang dimasyhurkan namanya Assyaikh Bahauddin Naqsyabandi qs
16. Al 'Arif Billah Asysyaikh Muhammad Al Bukhari AlKhawarizumi yang dimasyhurkan namanya dengan Asysyaikh Alauddin alAththar qs
17. Al 'Arif Billah Asysyaikh Ya'qub Al Jarkhi qs
18. Al 'Arif Billah Asysyaikh Nashiruddin Ubaidullah AlAhrar Assamarqandi bin Mahmud bin Shihabuddin qs
19. Al 'Arif Billah Asysyaikh Muhammad Azzahid qs
20. Al 'Arif Billah Asysyaikh Darwis Muhammad Samarqandi qs
21. Al 'Arif Billah Asysyaikh Muhammad AlKhawajaki AlAmkani Assamarqandi qs
22. Al 'Arif Billah Asysyaikh Muayyiddin Muhammad AlBaqi Billah qs
23. Al 'Arif Billah Asysyaikh Ahmad AlFaruqi Assirhindi qs
24. Al 'Arif Billah Asysyaikh Muhammad Ma'shum qs
25. Al 'Arif Billah Asysyaikh Muhammad Saifuddin qs
26. Al 'Arif Billah Asysyaikh Asysyarif Nur Muhammad AlBadwani qs
27. Al 'Arif Billah Asysyaikh Syamsuddin Habibullah Jani Janani Muzhir Al 'Alawi qs
28. Al 'Arif Billah Asysyaikh Abdullah Addahlawi qs
29. Al 'Arif Billah Maulana Asysyaikh Dhiyauddin Khalid AlUtsmani AlKurdi qs
30. Al 'Arif Billah Sirajul Millah Waddin Asysyaikh Abdullah Affandi qs
31. Al 'Arif Billah Asysyaikh Sulaiman AlQarimi qs
32. Al 'Arif Billah Sayyidi Syaikh Sulaiman Azzuhdi qs
33. Al 'Arif Billah Sayyidi Syaikh Ali Ridha qs
34. Al 'Arif Billah Sayyidi Syaikh Muhammad Hasyim AlKhalidi qs
35. Al 'Arif Billah Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin AlKhalidi qs