Fakta sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Dalam buku ''Rules of Sociological Method'', Durkheim menulis: "Fakta sosial adalah setiap cara bertindak, tetap atau tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu."
 
Dalam sudut pandang Durkheim, sosiologi sederhananya adalah 'ilmu dari fakta sosial'. Oleh karena itu, tugas dari para ahli sosiologi adalah mencari hubungan antara fakta-fakta sosial dan menyingkapkan hukum yang berlaku. Setelah hukum dalam struktur sosial ditemukan, baru kemudian para ahli sosiologi dapat menentukan apakah suatu masyarakat dalam keadaan 'sehat' oratau 'patologis' dan kemudian menyarankan perbaikan yang sesuai.
 
Penelitian Durkheim's dalam 'fakta sosial' mengenai tingkat bunuh diri ini terkenal. Dengan mempelajari [[statistik]] bunuh diri pihak [[polisikepolisi]] di berbagai wilayah, Durkheim mampu 'mendemonstrasikan' bahwa masyarakat agama [[Katolik Roma|Katolik]] memiliki tingkat bunuh diri yang lebih rendah dari masyarakat agama [[Protestan]], dan menganggap ini terjadi karena penyebab ''sosial'' (dan bukan individual). Ini adalah penelitian pertama di bidangnya dan tetap banyak disebut bahkan sekarang-sekarang ini. Awalnya, 'penemuan fakta sosial' Durkheim dipandang signifikan karena menjanjikan kemungkinan untuk bisa mempelajari perilaku dari seluruh masyarakat, dan bukan hanya individu tertentu saja. Para ahli sosiologi moderenmodern merujuk ke penelitian Durkheim untuk dua tujuan yang cukup berbeda :
 
* Sebagai demonstrasi grafis tentang seberapa hati-hati seharusnya periset sosial untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan untuk analisis akurat. Tingkat bunuh diri yang dilaporkan dalam penelitian Durkheim's, sekarang menjadi jelas bahwa, sebagian besar merupakan artefak dari cara suatu kematian diklasifikasikan sebagai 'bunuh diri' atau 'bukan bunuh diri', di dalam masyarakat yang berbeda. Apa yang sebenarnya ia temukan bukanlah "tingkat bunuh diri" yang berbeda sama sekali—di dalam penelitian itu terdapat cara berbeda untuk ''memikirkan tentang bunuh diri''.
 
* Sebagai titik awal untuk masuk ke dalam studi tentang social meaning, and the way in which apparently identical individual acts often cannot be classified empirically. Social ''acts'' (even such an apparently private and individual act as suicide), in this modern view, are always seen (and classified) by social ''actors''. Discovering the 'social facts', it follows, is generally neither possible nor desirable, but discovering the way in which individuals perceive and classify particular acts offers a great deal of insight.