Penginterniran orang Jepang-Amerika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 20:
[[Pengeboman Pearl Harbor]] 7 Desember 1941 menimbulkan kecurigaan [[Kekaisaran Jepang]] sedang mempersiapkan serangan besar-besaran ke Pantai Barat Amerika Serikat. Penaklukan sebagian besar negara-negara di Asia dan Pasifik antara tahun 1936 dan 1942 oleh militer Jepang membuat sebagian orang Amerika percaya gerak maju kekuatan militer Jepang tidak dapat dihentikan.
Tidak lama setelah Pengeboman Pearl Harbor, Letnan Jenderal [[John L. DeWitt]], kepala Komando Wilayah Barat, minta diberi wewenang untuk melakukan operasi pencarian dan penyitaan dengan tujuan mencegah orang Jepang-Amerika melakukan kontak radio ke kapal-kapal Jepang.<ref name="Taslitz">Andrew E. Taslitz, Stories of Fourth Amendment Disrespect: From Elian to the Internment, 70 ''Fordham Law Review''. 2257, 2306-07 (2002).</ref> Namun permintaannya ditolak Departemen Kehakiman yang menyatakan tidak ada cukup alasan hukum untuk mendukung permintaan DeWitt
Manifesto tersebut didukung oleh organisasi [[Native Sons and Daughters of the Golden West]] dan [[Legiun Amerika]] Cabang California yang pada Januari 1942 meminta semua orang Jepang ber[[kewarganegaraan ganda]] untuk ditempatkan di kamp konsentrasi.<ref name="Taslitz"/> Penginterniran tidak terbatas pada orang yang pernah pergi ke Jepang, tetapi termasuk sejumlah kecil penduduk asing dari orang Jerman dan Italia yang dianggap musuh.<ref name="Taslitz"/> Pada Februari 1942, [[Jaksa Agung California]] [[Earl Warren]] memulai usaha-usahanya membujuk pemerintah federal untuk memindahkan semua orang keturunan Jepang dari Pantai Barat.<ref name="Taslitz"/>
Baris 26:
Pejabat-pejabat sipil dan militer menunjukan kekhawatiran mereka terhadap kesetiaan etnis Jepang, meskipun kekhawatiran itu tampaknya lebih didasarkan [[prasangka rasial]] daripada risiko yang sebenarnya. Mayor [[Karl Bendetsen]] dan Letnan Jenderal John L. DeWitt keduanya mempertanyakan kesetiaan orang Jepang-Amerika. DeWitt yang memimpin program interniran berulang kali mengatakan kepada surat kabar bahwa "''A Jap's a Jap''", dan bersaksi di hadapan Kongres,
{{cquote|Saya tidak menginginkan ada mereka [orang-orang keturunan Jepang] di sini. Mereka adalah pihak yang berbahaya. Tidak ada cara untuk mengetahui kesetian mereka... Tidak ada perbedaannya apakah dia warga negara Amerika, dia masih tetap orang Jepang. Kewarganegaraan Amerika tidak langsung menentukan kesetiaan... Tapi kita harus selalu khawatir dengan orang Jepang itu hingga<!-- ini adalah terjemahan dari naskah asli, mohon jangan diganti--> dia dihapus habis dari peta.<ref>Fred Mullen, "DeWitt Attitude on Japs Upsets Plans," ''Watsonville Register-Pajaronian'', 16 April 1943. p.1, direproduksi oleh [http://www.santacruzpl.org/history/ww2/9066/articles/rp/43/4-16.shtml Santa Cruz Public Library], Diakses 11 September 2006.</ref><ref>Testimony of John L. DeWitt, April 13, 1943, House Naval Affairs Subcommittee to Investigate Congested Areas, Part 3, pp. 739-40 (78th Cong ., 1st Sess.), dikutip oleh [http://caselaw.lp.findlaw.com/scripts/getcase.pl?court=US&vol=323&invol=214#fff1 ''Korematsu v. United States'', footnote 2], direproduksi oleh findlaw.com, Diakses September 11, 2006.</ref>}}
Mereka yang tergolong hanya 1/16 keturunan Jepang dapat dimasukkan ke dalam kamp interniran.<ref name="Short History of Amache Japanese Internment Camp">[http://www.colorado.gov/dpa/doit/archives/wwcod/granada3.htm ''Short History of Amache Japanese Internment'']. Diakses 21 April 2008.</ref> Ada beberapa bukti yang mendukung argumen bahwa tindakan-tindakan tersebut lebih didasari motivasi rasial daripada alasan mliter. Sebagai contoh, anak-anak yatim yang dilahirkan dengan "setetes darah Jepang" (seperti dijelaskan dalam sepucuk surat oleh seorang pejabat) ikut dimasukkan ke dalam kamp.
Baris 48:
=== Kalangan sipil pendukung penahanan, pemindahan, dan eksklusi ===
Penginterniran merupakan kebijakan yang populer di kalangan petani kulit putih yang benci terhadap petani Jepang-Amerika. "Petani Amerika berkulit putih mengaku bahwa kepentingan diri sendiri mengharuskan penahanan orang Jepang."<ref name="Taslitz"/> Individu-individu tersebut menganggap penginterniran sebagai cara yang mudah untuk melenyapkan orang Jepang-Amerika yang menjadi pesaing-pesaing mereka. Austin E. Anson, sekretaris pengelola Asosiasi Penanam-Pemasok Sayuran Salinas, mengatakan kepada ''[[Saturday Evening Post]]'' pada tahun 1942:
{{cquote|
Baris 62:
{{cquote|
Politikus negara bagian juga ikut-ikutan, termasuk Leland Ford dari Los Angeles yang menuntut "semua orang Jepang, tidak peduli warga negara atau tidak, untuk ditempatkan di kamp konsentrasi [di pedalaman]."<ref name="Taslitz"/> Penginterniran orang Jepang-Amerika yang sebelumnya menyediakan buruh pertanian yang penting bagi Pantai Barat, menyebabkan kekurangan tenaga buruh, yang diperparah oleh direkrutnya banyak buruh Amerika menjadi anggota Angkatan Bersenjata. Kekosongan tersebut menyebabkan kedatangan pekerja asal [[Meksiko]] ke Amerika Serikat dalam bentuk imigrasi massal untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut.<ref>Berberoglu, Berch. ''Labor and Capital in the Age of Globalization''. 2002, page 90</ref> Sebagian besar di bawah slogan yang dikenal sebagai [[Program Bracero]]. Orang Jepang yang diinternir banyak yang bahkan dilepas sementara dari kamp-kamp mereka, misalnya untuk memanen [[bit gula|bit]] di kawasan Barat, dan mengisi kekosongan buruh di masa perang.<ref>Hanel, Rachael. ''The Japanese American Internment''. 2008, p. 20</ref>
|