Pragaan, Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mahally Kudsy (bicara | kontrib)
Mahally Kudsy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
'''Pragaan''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Sumenep]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].
 
Pragaan terdiri dari desa-desa sebagai berikut: Aeng Panas, Jaddung, Kaduwara Bara', Kaduwara Temor, Karduluk, Pakamban Daja, Pakamban Lao', Pragaan Dajah, Pragaaan Lao', Prenduan, Sentol Daja, dan Sentol Lao'. Pusat kegiatan pemerintahanadministrasi kecamatan terletak di desa Pragaan Lao'.
 
==== Aeng Panas== ==
 
Dinamakan Aeng Panas, karena di desa ini terdapat 2 sumber air hangat. Saat ini sebuah sumber air hangat terletak di dalam rumah pribadi milik keluarga Alm. H Sarbini dan sebuah lagi terletak di luarnya sekarang telah dijadikan sebagai tempat mandi umum untuk laki-laki dan perempuan. Air hangat ini mengandung bau belerang yang merupakan ciri khas [[solfatar]]. Karena [[Pulau Madura]] tidak mempunyai gunung berapi maka diduga bahwa hulu dari air hangat ini berasal dari gunung berapi di [[Jawa]] atau [[Bali]].
====Prenduan== Karduluk ==
 
Desa Karduluk terkenal dengan sentra produk ukiran Madura. [[Ukiran Madura]] mempunyai gaya yang khas yang sangat disengaja menghindari motif atau bentuk binatang atau manusia. Ornamen yang mendominasi ukiran Madura adalah [[daun]], [[sulur]], [[bunga]], dan [[buah]].
Salah satu jenis produk ukiran dari desa ini adalah kurungan [[ayam bekisar]] yang banyak dipasarkan ke daerah-daerah lain dan manca negara.
 
== Prenduan ==
 
 
Terletak di sebelah timur desa Pragaan Lao', Prenduan merupakan desa yang paling pesat perkembangannya dan paling banyak penduduknya di kecamatan Pragaan. Asal nama Prenduan dipercaya berasal dari [[Bahasa Madura]] '''arenduh''', yaitu posisi ketika sapi atau kuda meringkuk. Menurut legenda di desa inilah tempat beristirahatnya kuda yang dinaiki [[Kabupaten Sumenep|Jokotole]] dalam perjalanan pulang dari kerajaan [[Majapahit]] menuju [[Sumenep]]. Cerita lain menyebutkan bahwa desa ini merupakan tempat beristirahat pasukan berkuda Belanda jika dalam perjalanan dari [[Pamekasan]] menuju [[Sumenep]]. Lokasi desa memang hampir di tengah-tengah jarak antara kedua kota. Dahulu desa ini adalah tempat yang cukup hijau, ramai dan dekat dengan sumber air, masuk akal jika Jokotole maupun Belanda memilih tempat ini sebagai tempat istirahat.