Konten dihapus Konten ditambahkan
Pomadgw (bicara | kontrib)
Baris 87:
[[Perang Aceh]] dimulai sejak Belanda menyatakan [[perang]] terhadap Aceh pada [[26 Maret]] [[1873]] setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun [[1883]], namun lagi-lagi gagal, dan pada [[1892]] dan [[1893]], pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh.
 
[[Snouck Hurgronje|Dr. Snouck Hurgronje]], seorang ahli [[yang berpura-pura masuk Islam]] dari [[Universitas Leiden]] yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, kemudian memberikan saran kepada Belanda agar serangan mereka diarahkan kepada para [[ulama]], bukan kepada sultan. Saran ini ternyata berhasil. Pada tahun [[1898]], [[J.B. van Heutsz]] dinyatakan sebagai gubernur Aceh, dan bersama letnannya, [[Hendricus Colijn]], merebut sebagian besar Aceh.
 
Sultan M. Dawud akhirnya meyerahkan diri kepada Belanda pada tahun [[1903]] setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Kesultanan Aceh akhirnya jatuh seluruhnya pada tahun [[1904]]. Saat itu, hampir seluruh Aceh telah direbut Belanda.