Sultan Agung dari Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 7:
 
==Kompromi Politik==
Pangeran Suryanata II ini mengangkut 10 pucuk meriam dan [[600]] prajurit dari keraton Kayu Tangi, Martapura. Ia mengangkat adik kandungnya, Raden Kasuma Wijaya (= Raden Huju) menjadi [[Raja Muda]] dengan gelar Pangeran Purbanagara/Ratu Bagawan. Setelah dikudeta pamannya, Sultan Amrullah Raden Bagus Kasuma kemudian lari ke [[Distrik Batang Alai|daerah Alay]] dan mengumpulkan kekuatan di sana.
 
Pangeran Surya-Nata II berkompromi politik dengan pamannya yaitu [[Rakyatullah dari Banjar|Dipati Halit]] (Pangeran Ratu) bin Sultan Inayatullah, untuk memegang kembali kekuasaan pemerintahan di [[Martapura]] sampai mangkatnya pada tahun [[1666]]. Pangeran AryaAria Wiraraja putera Pangeran Ratu diangkat sebagai [[mangkubumi]] (kepala pemerintahan).
 
Sebelumnya Adipati HalidHalit (Rakyatullah) sempat menjabat Sultan Banjar (kepala negara) sebagai ''temporary king'' dengan gelar [[Pangeran Ratu]], tetapi atas desakan golongan suku Biaju, dia menyerahkan tahta kepada keponakannya AmirullahRaden Bagus Kasuma (Amrullah) yang merupakan Putra Mahkota, anak almarhum Sultan Saidullah (= Ratu Anom).
 
Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung banyak memiliki perkebunan lada di daerah pedalaman sehingga Dijk menyebut Pangeran Anom atau Pangeran Surya-Nata II sebagai ''Koning yan het pepergebergte'' (raja dari pegunungan lada). Pada masa itu [[Kesultanan Banjar]] sedang mengalami zaman keemasannya sebagai penghasil komoditas lada yang diekspor ke luar negeri. Di masa itu para bangsawan yang juga sebagai saudagar dan pedagang lada mempunyai pasukan sendiri dan budak-budak yang dipersenjatai.
 
Tahun [[1666]] Adipati HalidHalit (Pangeran Tapasena) meninggal, menyebabkan golongan legitimitas bertambah kuat, sehingga AmirullahAmrullah Bagus KusumaKasuma mendapat dukungan yang kuat pula. Pada tahun [[1679]], AmirullahAmrullah menyerang Banjarmasin dan berhasil membinasakan Sultan Agung beserta keluarganya, dan sejak itulah AmirullahAmrullah kembali dapat mengambil haknya sebagai Sultan di Banjarmasin (1680-1700) sampai akhir abad ke-17. AmirullahAmrullah keluar sebagai pemenang dalam perebutan tahta Banjar melawan pamannya Sultan Agung (Ratu Lamak) dan anaknya Pangeran Dipati (Ratu Agung).
 
== Sikap Anti VOC di Masa Sultan Agung ==