Salman Aristo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
{{rujukan}}
 
Mengawali karirnya dengan menjadi wartawan yang melahirkan majalah MTV Trax [sekarang menjadi [[Trax]]], Salman Aristo mulai menancapkan namanya. Rubrik review filmnya dijadikan patokan oleh anak-anak muda. Setelah itu sejak tahun 2003, dia melebarkan sayapnya dengan menulis filmnya[[film]]nya sendiri.
 
Cerita pertama yang digarap adalah ''Brownies'' yang memberikan nominasi Citra pertamanya. Setelah itu secara beruntun dia mengerjakan banyak skenario. Antara lain ''Catatan Akhir Sekolah'' yang sampai sekarang disebut sebagai film cult tentang remaja. Dianggap berhasil memotret kehidupan remaja dengan cerdas oleh kalangan kritikus.
Baris 24:
 
Lalu pada tahun 2007 hasil adaptasinya bersama Ginatri S. Noer dari novel best seller ''Ayat-Ayat Cinta'' menggoreskan rekor sebagai film Indonesia paling laku sepanjang sejarah dengan meraup kurang lebih 3,7 juta penonton. Tidak butuh waktu sampai setahun rekor itu dia pecahkan dengan film ''Laskar Pelangi'' yang mengumpulkan kurang lebih 5 juta penonton. Torehan rekor ini masih bertahan sampai sekarang. Dia juga kembali mengerjakan adaptasi kambingjantan, sebuah buku blog terlaris di Indonesia.
''Laskar Pelangi'' juga berhasil menembus [[Berlin International Film Festival]] dan mendapatkan penghargaan film di sana. Ditambah dengan menjadi seleksi resmi beragam festival Internasional berikut berbagai penghargaan dunia lainnya.
 
Di tahun 2007 juga, dia bersama-sama dengan ratusan pekerja film lainnya, termasuk para rekan kerja terdekatnya, Mira Lesmana, Riri Riza, Shanty Harmayn, dll, bergabung di dalam sebuah gerakan yang diberi nama Masyarakat Film Indonesia (MFI), sebuah gerakan advokasi yang berinisiatif mengajak para pendukung film Indonesia untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang menghambat perkembangan perfilman nasional.