Diperkirakan berasal dari [[Maluku]] dan [[Papua]], sejak lama rumbia telah menyebar ke seluruh kepulauan [[Nusantara]], yakni pulau-pulau [[Sunda Besar]], [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], dan tak terkecuali di [[Filipina]], kemungkinan karena dibawa oleh peradaban manusia. Kini rumbia telah meliar kembali di banyak tempat.
== Kegunaan ==
[[Berkas:Metrox_sagu 071124 1512 stbu.jpg|thumb|left|180px|Daun dari pohon yang muda dipanen untuk membuat atap]]
{{Main|Sagu}}
Dari [[empulur]] batangnya dihasilkan tepung [[sagu]], yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. Pelbagai rupa makanan pokok dan kue-kue diperbuat orang dari tepung sagu ini. Sagu dipanen tatkala kuncup bunga (mayang) telah keluar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut jenis [[kultivar]]nya, yang tercepat kira-kira pada usia 6 tahun.
Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik; pada masa lalu bahkan rumbia dibudidayakan (dalam ''kebon-kebon kiray'') di sekitar [[Bogor]] dan [[Banten]] untuk menghasilkan atap rumbia ini. Dari helai-helai daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut ''[[kajang]]''. Daun-daunnya yang masih kuncup ([[janur]]) dari beberapa jenisnya dahulu digunakan pula sebagai daun rokok, sebagaimana pucuk [[nipah]].
[[Umbut]]nya, dan juga buahnya yang seperti [[salak]], dimakan orang. Buah ini memiliki rasa [[Sepat (disambiguasi)|sepat]], sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari di lumpur atau di air [[laut]] sebelum dikonsumsi. Tempayak dari sejenis [[kumbang]], yang biasa hidup di batang dan umbut rumbia yang mati, disukai orang -dari Jawa hingga Papua- sebagai sumber [[protein]] dan [[lemak]] yang gurih dan lezat.