Kerajaan Dharmasraya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 31:
=== Ekspedisi Pamalayu ===
Naskah ''[[Pararaton]]'' dan ''Kidung Panji Wijayakrama'' menyebutkan pada tahun 1275, [[Kertanagara]] mengirimkan utusan [[Singhasari]] dari Jawa ke Sumatera yang dikenal dengan nama [[Ekspedisi Pamalayu]] yang dipimpin oleh [[Mahisa Anabrang]].<ref name="Hendrik Kern, Nāgarakṛtāgama"/>
[[Prasasti Padang Roco]] tahun [[1286]] menyebutkan tentang pengiriman arca Amoghapasa sebagai tanda persahabatan antara Singhasari dengan Dharmasraya.
Baris 37:
Pada tahun [[1293]] untuk memperkuat persahabatan antara Dharmasraya dengan Singhasari, tim ini kembali dengan membawa serta dua orang putri bernama [[Dara Petak]] yang dinikahkan dengan [[Raden Wijaya]] yang telah menjadi raja [[Kerajaan Majapahit]] mengantikan Singhasari. Pernikahan ini melahirkan [[Jayanagara]], raja kedua Majapahit dan [[Dara Jingga]] yang menikah dengan [[Mahisa Anabrang]] kemudian melahirkan [[Adityawarman]] atau ''Tuan Janaka'' atau ''Mantrolot Warmadewa'' yang kelak menjadi raja [[Pagaruyung]].
Dalam memperoleh legitimasi politik sebagaimana kebiasaan yang berlaku saat itu, Raden Wijaya ikut menikahi pula isteri-isteri dari [[Kertanagara]] dan [[Mahisa Anabrang]] yang merupakan cermin dari wilayah kekuasaan. <ref name="Hendrik Kern, Nāgarakṛtāgama">{{cite book | first=Hendrik | last=Kern | coauthors= | title=H. Kern: deel. De Nāgarakṛtāgama, slot. Spraakkunst van het Oudjavaansch |publisher=M. Nijhoff | year=1918 | isbn= |pages='''265-275''' |chapter='''VI'''}}</ref><!--disimpan dahulu sambil menunggu referensi----Sebagian sumber mengatakan bahwa Mantrolot Warmadewa identik dengan [[Adityawarman]], putra Adwayawarman. Nama Adwayawarman ini mirip dengan Adwayabrahma, yaitu salah satu pengawal arca Amoghapasa dalam prasasti Padangroco tahun [[1286]]. Saat itu Adwayabrahma menjabat sebagai ''Rakryan Mahamantri'' dalam pemerintahan Kertanagara. Jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi. Mungkin yang dimaksud dengan “dewa” dalam Pararaton adalah tokoh ini. Dengan kata lain, Raden Wijaya menikahkan Dara Jingga dengan Adwayabrahma sehingga lahir [[Adityawarman]]-->.▼
▲<!--disimpan dahulu sambil menunggu referensi----Sebagian sumber mengatakan bahwa Mantrolot Warmadewa identik dengan [[Adityawarman]], putra Adwayawarman. Nama Adwayawarman ini mirip dengan Adwayabrahma, yaitu salah satu pengawal arca Amoghapasa dalam prasasti Padangroco tahun [[1286]]. Saat itu Adwayabrahma menjabat sebagai ''Rakryan Mahamantri'' dalam pemerintahan Kertanagara. Jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi. Mungkin yang dimaksud dengan “dewa” dalam Pararaton adalah tokoh ini. Dengan kata lain, Raden Wijaya menikahkan Dara Jingga dengan Adwayabrahma sehingga lahir [[Adityawarman]]-->.
Adityawarman sendiri nantinya ketika berkuasa di Pagaruyung menggunakan gelar Mauli Warmadewa. Hal ini untuk menunjukkan kalau ia masih keturunan dari Srimat Tribhuwanaraja.
Baris 47 ⟶ 45:
== Dari Dharmasraya ke Pagaruyung ==
Pada tahun [[1347]] tahun masehi atau [[1267]] tahun saka, '''Adityawarman''' (saudara sepupu dari [[Jayanagara]] dari silsilah '''Suwanabhumi Tribuwanaraja Mauli Warmadewa''' ) <ref name="Adityawarman">''Lihat'' [[Piagam Bukit Gombak]] (o.j.o. CXXI), [[Piagam Manjuri]] tahun 1343 dan [[Piagam Amophapasa]] tahun 1347 (1267 saka)</ref> dikirim ke wilayah Suwanabhumi <ref name="Adityawarman"/><ref> wialayah dari '''raja Suwanabhumi Tribuwanaraja Mauli Warmadewa''' merupakan nenek dari [[Adityawarman]] dan [[Jayanagara]]</ref><ref name="Hendrik Kern, Nāgarakṛtāgama"/> nama lain pulau Sumatera. Penaklukan Majapahit dimulai dengan menguasai Palembang.{{
Setelah membantu Majapahit dalam melakukan beberapa penaklukan, Pada tahun 1343 Adityawarman kembali ke Swarnnabhumi dan ditahun 1347 sebagai pelanjut [[Dinast Mauli]] penguasa Kerajaan Dharmasraya dengan memindahkan pusat pemerintahan ke [[Pagaruyung]] (daerah Minangkabau) dengan gelar ''Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Mauli Warmadewa''<ref>Djafar, Hasan, 1992. ''Prasasti-Prasasti Masa Kerajaan Melayu Kuno dan Permasalahannya''. Dibawakan dalam Seminar Sejarah Melayu Kuno Jambi, 7-8 Desember 1992. Jambi: Pemerintah Daerah Tk I Jambi.</ref>. Dengan melihat gelar yang disandang Adityawarman, terlihat dia menggabungan beberapa nama yang pernah dikenal sebelumnya, ''Mauli'' merujuk garis keturunannya kepada ''Wangsa Mauli'' penguasa Dharmasraya dan gelar ''Sri Udayadityavarman'' pernah disandang salah seorang raja Sriwijaya serta menambahkah ''Rajendra'' nama penakluk penguasa Sriwijaya, raja Chola dari Koromandel. Hal ini tentu sengaja dilakukan untuk mempersatukan seluruh keluarga penguasa di Swarnnabhumi.
|