Bungoro, Pangkajene dan Kepulauan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: perubahan kosmetika ! |
||
Baris 21:
=== Sejarah Bungoro ===
==== Sejarah Kekaraengan Bungoro ====
Pada masa pemerintahan kekaraengan, Distrik Bungoro dikepalai oleh seorang [[Karaeng]] dan didampingi oleh 18 kepala kampung, seorang diantaranya bergelar [[Loho]], seorang bergelar [[Jennang]], tujuh orang bergelar [[Lo’mo]] dan delapan orang yang bergelar [[Matowa
Sebagaimana halnya dengan [[Barasa]] (Pangkajene) dalam permulaan Abad XVII, Bungoro jatuh ke dalam kekuasaan [[Kerajaan Gowa]]. Dalam tahun 1667, Bungoro bebas dari kekuasaan Gowa dan dimasukkan oleh Belanda ke dalam apa yang dikatakan Noorderprovincien. Dalam tahun 1824 semasa pemerintahan La Palowong Daeng Pasampo di Bungoro, sebahagian dari kekaraengan ini ditempatkan dibawah pemerintahan Daeng Sidjalling, saudara dari La Palowong [[Daeng]] Pasampo. Bahagian yang dikuasai dan diperintah oleh Daeng Sidjalling itu dinamai “Tala’ju” atau “Bungoro Riwawo”, yang terdiri dari Kampung Salebbo (tempat kedudukan dari Karaeng), Barue’, Lampangang, Campagayya dan Landea. (Makkulau, 2008).
|