Istilah "''Golden Week"'' merupakan salah satu contoh kosakata [[pseudo-anglisismebahasa Jepang]] (''Wasei-Eigo'') yang ditulis dan dibaca seperti [[bahasa Inggris]] tapi merupakan istilah [[bahasa Jepang ([[wasei-eigo]]). Setelah pemerintah Jepang menetapkan undang-undang hari libur di tahun [[1948]], gedung-gedung [[bioskop]] kebanjiran penonton yang menghabiskan hari libur di akhir bulan April dan minggu pertama bulan Mei dengan menonton film. Pada waktu itu siaran [[televisi]] belum ada dan rakyat senang menghabiskan liburan dengan pergi menonton bioskop, berbelanja di toko serba ada, atau bepergian ke tempat wisata yang dekat-dekat.
Matsuyama Hideo dari perusahaan film [[Kadokawa Pictures|Daiei Motion Picture]] menyebut minggu liburan ini sebagai "minggu paling luar biasa" bagi industri [[film]] di Jepang dan menamakannya "Golden Week". Istilah ini secara luas dipakai di kalangan pemilik gedung bioskop sebelum akhirnya dikenal masyarakat luas. Penjelasan lain mengatakan istilah "''Golden Week"'' dipinjam dari kalangan stasiun [[radio]] di Jepang yang menyebut jam siar dengan pendengar terbanyak dengan istilah "Golden Time".
[[NHK]] dan beberapa [[surat kabar]] tidak lagi menggunakan istilah "''Golden Week"'', melainkan "''Ōgata renkyū"'' (liburan berturutan skala besar). AlasannyaMedia bisamassa mengemukakan berbagai bermacam-macam,mulaialasan dariuntuk "tidak menggunakan istilah ''Golden Week"''. merupakanDi antaranya, media massa enggan meminjam istilah dari dunia film, pemirsapenulisan ataudengan pembaca[[katakana]] suratyang kabarmemakan tidaktempat, semuanyahingga bisapertimbangan berliburadanya panjang,pemirsa hinggadan penulisanpembaca surat kabar yang memerlukantidak banyaksemua aksaradapat [[katakana]]berlibur panjang.