Kabupaten Wonogiri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 21:
}}
'''Wonogiri''', ([[bahasa Jawa]]: ''wanagiri'', secara [[harfiah]] "Hutan di Gunung"), adalah sebuah daerah [[kabupaten]] di [[Jawa Tengah]]. Secara geografis lokasi Wonogiri berada di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Bagian utara berbatasan dengan [[Kabupaten Karanganyar]] dan [[Kabupaten Sukoharjo]], bagian selatan langsung di bibir [[laut Selatan|Pantai Selatan]], bagian barat berbatasan dengan Wonosari di [[provinsi]] [[Yogyakarta]], Bagian timur berbatasan langsung dengan Provinsi [[Jawa Timur]], yaitu [[Kabupaten Ponorogo]] dan [[Kabupaten Pacitan]]. Ibu kotanya terletak di [[Wonogiri, Wonogiri|Wonogiri Kota]]. Luas kabupaten ini 1.822,37 km² dengan populasi 1,5 juta jiwa.
== Sejarah ==
Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "kerajaan kecil" di bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan [[Selogiri]]. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi [[pemerintahan]] yang masih sangat terbatas dan sangat sederhana, dan dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan [[Raden Mas Said]], adalah dari rakyat Wonogiri sendiri ( Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu.
Mulai saat itulah Ngalroh (Wonogiri) menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi'ul awal (Mulud) Tahun Jumakir, Windu Senggoro: Angrasa retu ngoyang jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 ( Kahutaman Sumbering Giri Linuwih), Ngalaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan (institusi pemerintah) suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan [[Raden Mas Said]] selama penjajajahan [[Belanda]] telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial.
Jerih payah [[pengeran Samber Nyawa]] ( [[Raden Mas Said]] ) ini berakhir dengan hasil sukses terbukti beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya ( KGPAA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman ( keberanian dan keluhuran budi ) perjuangan pemimpin, pemuka masyarakat yang selalu didukung semangat kerja sama seluruh rakyat di Wilayah Kabupaten Wonogiri.
== Pemerintahan ==
|