Helikopter: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Loveless (bicara | kontrib)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika !
Baris 4:
Dibandingkan dengan pesawat sayap-tetap lainnya, helikopter lebih komplex dan lebih mahal untuk dibeli dan dioperasikan, lumayan lambat, memiliki jarak jelajah dekat dan muatan yang terbatas. Sedangkan keuntungannya adalah gerakannya; helikopter mampu terbang di tempat, mundur, dan [[lepas landas]] dan [[mendarat]] secara vertikal. Terbatas dalam fasilitas penambahan bahan bakar dan beban/ketinggian, helikopter dapat terbang ke lokasi mana pun, dan darat di mana pun dengan lapangan sebesar rotor dan setengah diameter. Landasan helikopter disebut [[helipad]].
 
== Prinsip kerja Helikopter ==
 
Helikopter bisa terbang karena gaya angkat yang dihasilkan oleh aliran udara yang dihasilkan dari bilah-bilah baling-baling rotornya. Baling-baling itu yang mengalirkan aliran udara dari atas ke bawah. Aliran udara tersebut sedemikian deras sehingga mampu mengangkat benda seberat belasan ton. Teorinya sebenarnya cukup sederhana namun prakteknya rumit.
Baris 14:
Pada pesawat bersayap tetap Kekuatan pertama dihasilkan oleh aliran udara di permukaan sayapnya yang membentuk sudut datang tertentu dengan flap yakni sayap kecil di belakang sayap yang posisinya ditegakkan. Sehingga aliran udara mengalir deras ke belakang bisa diarahkan balik ke atas. Udara yang mengalir di permukaan sayap bagian bawah menekan permukaan sayap yang relatif datar itu ikut menekan ke atas menimbulkan gaya angkat dan menyebabkan pesawat terangkat ke atas. Paling kurang 15 persen dari seluruh gaya yang dihasilkan, dipergunakan untuk mengangkat badan pesawat ke atas.
 
Kekuatan besar lainnya adalah gaya dorong yang dihasilkan aliran udara yang ada di permukaan sayap bagian atas yang bentuknya relatif lengkung. Ketika aliran udara yang dihasilkan oleh mesin mengalir ke belakang dan melalui sayap utama maka aliran udara itu terpecah. Aliran udara yang mengalir di atas permukaan sayap bagian atas lebih deras dari aliran udara yang menerpa di permukaan sayap bagian bawah. Tetapi tekanan udara yang mengalir deras di atas permukaan sayap atas, relatif lebih kecil dibanding dengan tekanan udara di permukaan sayap bagian bawah yang justru alirannya kurang deras. Perbedaan tekanan udara ini yang menyebabkan sayap pesawat terangkat ke atas. Untuk membayangkan seberapa besar gaya angkat itu, secara teori menyebutkan bahwa perbedaan tekanan udara sebesar 2.5 ounce per inci persegi dapat menghasilkan gaya angkat 20 pound per kaki persegi ( 1 kaki = 20 cm). Bisa dihitung, kalau luas sayap pesawat 1000 kaki persegi maka gaya angkat yang dihasilkan akan mencapai 10 ton.
 
Pada helikopter, fungsi sayap digantikan oleh baling-baling yang setiap baling-balingnya meski berukuran lebih kecil dari sayap pesawat biasa, namun ketika diputar, curvanya relatip sama dengan sayap pesawat. Untuk mendapatkan gaya angkat, baling-baling rotor harus diarahkan pada posisi tertentu sehingga dapat membentuk sudut datang yang besar. Prinsipnya sama dengan pesawat bersayap tetap, pada helikopter ada dua gaya besar yang saling memberi pengaruh. Aliran udara yang bergerak ke depan baling-baling menekan baling-baling sehingga bilah baling-baling terdorong balik ke belakang menghasilkan suatu gaya angkat kecil. Tetapi ketika ketika aliran udara bergerak cepat melewati bagian atas dan bawah bilah-bilah baling-baling, tekanan udara yang besar diantara baling-baling otomatis akan mengembang ke seluruh permukaan yang bertekanan lebih rendah, menyebabkan baling-baling terdorong ke atas dan helikopterpun terangkat. Yang perlu diingat, meski bilah-bilah baling-baling itu hanya beberapa lembar, namun dalam keadaan berputar cepat, ia akan membentuk suatu permukaan yang rata dan udara yang menekannya ke atas menimbukan tekanan besar yang akhirnya menghasilkan gaya angkat yang besar pula. Prinsip ini sama dengan fungsi propeler pada pesawat bermesin turboprop dan sama pula dengan "''kitiran''" mainan anak-anak itu.
Baris 24:
=== Tail rotor ===
 
Begitu pula halnya dengan konfigurasi rotor, bukan hanya sekedar bisa berputar lalu terbang dan mengambang. Sebab setap baling-baling diputar akan selalu menimbulkan tenaga putaran yang disebut dengan istilah umum torque. Untuk menghilangkan atau menangkal tenaga putar yang bisa menyebabkan badan helikopter itu berputar, maka perlu dipasang antitorque.
 
Antitorque ini dapat berupa tail rotor atau rotor ekor yang dipasang pada ekor pesawat yang juga berfungsi sebagai rudder. Konfigurasi ini dapat dilihat pada helikopter umumnya seperti [[Bell-412]], [[Bell-205]] atau UH-1 Huey, atau [[NBO-105]], dan [[AS-330 Puma]] atau [[AS-335 Super Puma]], [[AH-64 APACHE]] atau [[Mi-24 HIND]]. Selin menggunakan tail rotor, masih ada beberapa desai yang lain. Misalnya yang menggunakan sistem tandem seperti yang digunakan pada helikopter [[Boeing CH-47 Chinook]] atau [[CH-46 Sea Knight]]. Kedua rotor tersebut yang bersama-sama berukuran besar masing-masing ditempatkan di depan dan di belakang badan helikopter. Keduanya simetris namun memiliki putaran yang berlawanan arah . Maksudnya untuk saling meniadakan efek putaran yang ditimbulkan satu sama lain, intermesh dalam bahasa populernya. Cara lain adalah dengan konfigurasi egg-beater. Konfigurasi rancang bangun seperti ini digunakan pada helikopter [[Ka-25 Kamov]] buatan [[Rusia]] atau Kaman HH-43 Husky. Kedua baling-baling yang sama besarnya itu diletakkan dalam satu poros, terpisah satu sama lain dimana yang satu diletakkan diatas rotor lainnya. Keduanya berputar berlawanan arah. Maksudnya untuk menghilangkan efek putaran atau torque.
 
Selain ketiga cara diatas, dibuat juga konfigurasi tanpa rotor ekor. Helikopter ini desebut NOTAR (No Tail Rotor) ini memiliki sistem yang sedikit berbeda dengan sistem yang ada dimana memanfaatkan semburan gas panas dari mesin utama yang disalurkan melalui tabung ekor. Contohnya adalah helikopter MD-902 Explorer.
Baris 40:
=== Kursi Lontar pada Helikopter ===
 
Dibandingkan pada pesawat biasa khususnya pesawat tempur, pesawat helikopter umumnya tidak dilengkapi dengan kursi lontar. Hal ini disebabkan karena masalah menghadapi rotor helikopter saat meluncurkan kursi lontar sekaligus umumnya helikopter terbang lebih rendah sehingga lebih rentan. Namun demikian pada helikopter [[Rusia]], [[Kamov Ka-50 Hokum]] yang menggunakan kursi lontar yang dirancang khusus seperti [[Zvesda K-37-800]]. Langkah kerjanya adalah ketika kursi lontar diaktifkan, maka rotor diledakkan dan lepas dari kedudukannya, kemudian kedua sisi atas kaca kokpit membuka dan roket penarik aktif yang menarik pilot dan kirsinya keluar dari badan heli. Meski dirasa rumit, Helikopter masa depan akan dilengkapi dengan [[kursi lontar]]
 
 
Baris 74:
=== [[Igor Ivanovich Sikorsky]] (1889-1972) ===
 
Sikorsky menaruh minat pada penerbangan dengan merancang berbagai pesawat model diantaranya berupa helikopter sejak usia dini. Pada awalnya dia masuk Naval Academy di [[St. Petersburg]] yang kemudian mengundurkan diri dan pergi ke [[Paris]] untuk mendalami ilmu teknik dan penerbangan. Setelah dari Paris, dia kembali ke [[Kiev]], [[Ukraina]] dan mengembangkan helikopter namun gagal. [[Revolusi Bolshevik]] memaksa Sikorsky hijrah ke Paris dan selanjutnya menetap di [[Amerika Serikat]].
 
Pada tahun 1939 dia menerbangkan helikopter pertamanya [[VS-300]] dan selama pengembangannya,
Baris 85:
Pada tahun 1947, Mil diangkat menjadi kepala desain helikopter yang baru dan memunculkan helikopter GM-1 yang dikenal menjadi [[Mi-1 Hare]]. Sukses Hare menuntun pengembangan helikopter selanjutnya yang sangat terkenal seperti [[Mi-4]], [[Mil Mi-6 Hook]], Mi-8 dan lain-lain.
 
=== [[Yum Soemarsono]] (1916-1999) ===
 
Yum Soemarsono dikenal sebagai bapak helikopter [[Indonesia]]. Berbeda dengan penemu dan pengembang helikopter lainnya, dia mengembangkan helikopter sendiri berdasarkan pengalaman dan intuisi serta keterampilannya yang tidak diperoleh dari pendidikan tinggi. Rancangannya berupa Rotor Stabilizer dibuatnya hanya berdasarkan intuisi.
Baris 92:
presiden Republik Indonesia pertama [[Soekarno]].
 
Kehilangan tangan kirinya membuatnya menemukan suatu alat yang dinamakan throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus, sehingga penerbang cacat masih mampu menerbangkan helikopter. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang. Semula hanya didesain untuk helikopter jenis Hiller, namun kemudian dikembangkannya untuk dipakai pada helikopter [[Bell 47G]] dan [[Bell 47J2A]], hadiah dari [[Solichin GP]]. Meski alat ini kemudian diminati oleh pabrik helikopter Bell di Amerika Serikat, tidak ada kejelasan selanjutnya mengenai pengembangan alat ini dan sekaligus juga hak patennya. Beliau meninggal pada 5 Maret 1999.
 
 
Baris 104:
* [http://www.aerospaceweb.org/design/helicopter/history.shtml Page containing an image of a Chinese flying top]
* [http://www.centennialofflight.gov/essay/Rotary/early_20th_century/HE2.htm Helicopter development in the early 20th century]
* [http://www.centennialofflight.gov/essay/Dictionary/helicopter/DI27.htm Description of a helicopter]
 
<!-- interwiki -->