Kakawin Ramayana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SieBot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: en:Kakawin Ramayana
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika !
Baris 21:
Di pertapaan, Rama dan Laksmana menghabisi semua raksasa dan kemudian mereka menuju negeri Mithila di mana diadakan sebuah [[sayembara]]. Siapa menang dapat mendapat putri raja bernama Sita. Para peserta disuruh merentangkan busur panah yang menyertai kelahiran Sita. Tak seorangpun berhasil kecuali Rama, maka mereka pun menikah dan lalu kembali ke Ayodya.
 
Di Ayodya Rama suatu hari akan dipersiapkan dinobatkan sebagai raja, karena ia adalah putra sulung. Namun Kaikeyi, salah seorang istri raja Dasaratha yang bukan ibu Rama berakta bahwa sri baginda pernah berjanji bahwa Bharata lah yang akan menjadi raja. Maka dengan berat hati raja Dasaratha mengabulkannya karena memang pernah berjanji demikian. Kemudian Rama, Sita dan Laksmana pergi meninggalkan istana. Selang beberapa lama, raja Dasaratha meninggal dunia dan Bharata mencari mereka. Ia merasa tidak pantas menjadi raja dan meminta Rama untuk kembali. Tetapi Rama menolak dan memberikan sandalnya ([[bahasa Sansekerta]]: <i>''pâduka</i>'') kepada Bharata sebagai lambang kekuasaannya.
 
[[Berkas:Sita diculuk.jpg|thumb|Relief Sita yang diculik. Relief ini terdapat di [[Candi Prambanan]], [[Jawa Tengah]].]]
Baris 84:
Kakawin Ramayana setelah diteliti oleh para pakar ternyata secara detail tidak mirip dengan versi-versi Ramayana di [[Nusantara]] lainnya, seperti [[Hikayat Sri Rama]] dalam [[bahasa Melayu]], [[Serat Rama Keling]] dalam [[bahasa Jawa|bahasa Jawa Baru]] dan juga relief-[[relief]] Ramayana yang terdapatkan di [[Candi Prambanan]].
 
Setelah diteliti ternyata sebagian besar kakawin Ramayana berdasarkan sebuah syair dalam bahasa Sansekerta dari India yang berjudul <i>''Rāvaṇavadha</i>'' yang ditulis oleh pujangga bernama <i>''Bhaṭṭikāvya</i>'' dari [[abad ke-6]] sampai [[abad ke-7|7]].
 
Dalam [[sastra Jawa Baru]], kakawin Ramayana digubah ulang oleh kyai Yasadipura menjadi [[Serat Rama]].
Baris 92:
 
== Bacaan lebih lanjut ==
* {{id}} Prof. Dr. R.M.Ng. Poerbatjaraka, [[1952]],''Kapustakaan Djawi'', [[Jakarta]] : [[Djambatan]]. Edisi Bahasa Jawa.
* {{id}} Dinas Pendidikan Dasar Propinsi DATI Bali, [[1987]], <i>''Kekawin Ramayana</i>''. 2 jilid. (Suntingan teks dan terjemahan dalam bahasa Indonesia)
* {{en}} [[C. Hooykaas]], [[1955]], <i>''The Old-Javanese Rāmāyaṇa kakawin</i>'', VKI 16, [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. (Resensi)
* {{nl}} [[Hendrik Kern]], [[1900]], <i>''Rāmāyaṇa Kakawin. Oudjavaansch heldendicht</i>'', [[Den Haag|’s Gravenhage]]: Martinus Nijhoff. (Suntingan teks saja, menggunakan aksara Jawa)
* {{en}} [[Soewito Santoso]], [[1980]], <i>''Rāmāyaṇa kakawin</i>'', [[New Delhi]]: International Academy of Indian Culture. 3 jilid. (Suntingan teks dalam huruf Latin dan terjemahan dalam bahasa Inggris)
* {{en}} [[P. J. Zoetmulder]], [[1974]], <i>''Kalangwan. A Survey of Old Javanese Literature</i>'', [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Edisi bahasa Inggris. (Resensi, hal 218-233) ISBN 90-247-1674-8
* {{id}} [[P. J. Zoetmulder]], [[1983]], <i>''Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang</i>'', [[Jakarta]]: [[Djambatan]]. Edisi bahasa Indonesia. (Resensi, hal. 277-297)
 
{{featured article}}