Samarinda Seberang, Samarinda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan jumlah penduduk (sumber: website pemkot smd)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
|penduduk=82.684 jiwa ([[2007]])
|kelurahan=8
|nama camat=[[Sumaryadi, S.Sos, M.Si]]
|kepadatan=2.192,79042 jiwa/km²
|provinsi=Kalimantan Timur
}}
Baris 14:
[[Berkas:Jessicawaterparksmd.jpg|thumb|right|200px|[[Jessica Water Park]], wahana permainan air kebanggaan warga [[Kota Samarinda]]]]
'''Samarinda Seberang''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kota Samarinda]], [[Kalimantan Timur]], [[Indonesia]]. Dengan luas yang hanya 5,64% dari luas keseluruhan, kecamatan ini merupakan kecamatan yang terkecil di Samarinda, tetapi dengan jumlah kepadatan yang paling tinggi. Umumnya di kecamatan ini didiami oleh suku [[Bugis]], dimana [[Kampung Baqa, Samarinda Seberang, Samarinda|Kampung Baqa]] termasuk daerah tertua di [[Samarinda]]. Di kecamatan ini terdapat dua jembatan besar,yaitu [[Jembatan Mahakam]] yang menghubungkan kelurahan [[Sungai Keledang, Samarinda Seberang, Samarinda|Sungai Keledang]] dengan [[Sungai Kunjang, Samarinda|Sungai Kunjang]], [[Samarinda]] Kota dan [[Jembatan Mahakam Hulu]] atau Mahulu yang menghubungkan [[Kelurahan]] [[Sengkotek, Samarinda Seberang, Samarinda|Sengkotek]] dengan Kelurahan [[Loa Buah, Sungai Kunjang, Samarinda|Loa Buah]].
 
== Sejarah ==
Pada saat pecah perang Gowa, pasukan Belanda di bawah [[Cornelis Speelman|Laksamana Speelman]] memimpin angkatan laut Kompeni menyerang [[Makassar]] dari laut, sedangkan [[Arung Palakka]] yang mendapat bantuan dari Belanda karena ingin melepaskan [[Bone]] dari penjajahan [[Sultan Hasanuddin]] (raja Gowa) menyerang dari daratan. Akhirnya [[Kerajaan Gowa]] dapat dikalahkan dan [[Sultan Hasanuddin]] terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan [[Perjanjian Bungaya]] pada tanggal [[18 November]] [[1667]].
 
Sebagian [[Suku Bugis|orang-orang Bugis]] [[Wajo]] dari [[kerajaan Gowa]] yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi [[perjanjian Bongaja]] tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah [[Kesultanan Kutai]], yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari [[Kerajaan Gowa]] itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.
 
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalam menghadapi musuh.
 
Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar [[muara]] [[Karang Mumus, Samarinda Ilir, Samarinda|Karang Mumus]] (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).
 
Sekitar tahun [[1668]], Sultan yang dipertuan Kerajaan Kutai memerintahkan [[Poea Adi]] bersama pengikutnya yang asal tanah [[Sulawesi]] membuka perkampungan di [[Samarinda Seberang|Tanah Rendah]]. Pembukaan perkampungan ini dimaksud Sultan Kutai, sebagai daerah pertahanan dari serangan bajak laut asal [[Pilipina]] yang sering melakukan perampokan di berbagai daerah pantai wilayah [[kerajaan Kutai Kartanegara]]. Selain itu, Sultan yang dikenal bijaksana ini memang bermaksud memberikan tempat bagi masyarakat Bugis yang mencari suaka ke Kutai akibat peperangan di daerah asal mereka. Perkampungan tersebut oleh Sultan Kutai diberi nama '''Sama Rendah'''. Nama ini tentunya bukan asal sebut. Sama Rendah dimaksudkan agar semua penduduk, baik asli maupun pendatang, berderajat sama. Tidak ada perbedaan antara orang [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Kutai|Kutai]], [[Suku Banjar|Banjar]] dan suku lainnya.
 
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda sehingga awal dari pendirian [[Kota Samarinda]] adalah dari sebuah kampung yang kini menjadi kecamatan [[Samarinda Seberang]].
 
== Samarinda Seberang Dulu dan Kini ==
Baris 20 ⟶ 33:
"'''Kota Masa Depan'''", bahkan bisa dikatakan bila [[Samarinda Seberang]] saat ini merupakan [[kota]] baru yang lebih modern dibanding kota lamanya. Hal ini dibuktikan mengenai perkembangan [[Samarinda Seberang, Samarinda|Samarinda Seberang]], [[Palaran, Samarinda|Palaran]], dan [[Loa Janan, Kutai Kartanegara|Loa Janan]] yang berpenduduk lebih dari 200.000 jiwa dari 5 tahun terakhir begitu pesat. Tampak dari pembangunan infrastruktur dan fasilitas kota yang mulai bermunculan seperti [[Jembatan Mahkota II]], [[Jembatan Mahakam Hulu]] atau Mahulu, Intek [[Gunung Lipan, Sungai Keledang, Samarinda Seberang, Samarinda|Gunung Lipan]], taman rekreasi [[Jessica Water Park]], beberapa ruas jalan yang lebar, RSUD [[IA Moeis]], SMP/SMA/SMK Plus Melati, [[Stadion Utama Palaran]], [[Sirkuit Kalan]], pelabuhan peti kemas yang modern di [[Palaran, Samarinda|Palaran]], beberapa perkantoran [[Pemerintah]] [[Kota]] dan [[Pemerintah]] [[Provinsi]] dan masih banyak lagi fasilitas yang lain. Belum lagi terlihat pembangunan yang dikerjakan dari industri dan sektor swasta khususnya di bidang properti seperti Pesona Mahakam Estate, Grand Taman Sari, dan Bhumi Prestasi Kencana. Daerah [[Samarinda Seberang]] dan sekitarnya layak disebut menjadi "'''Kota Baru'''".
 
== KelurahanLetak geografis ==
Samarinda Seberang terletak pada arah barat daya [[Kota Samarinda]]. Kontur wilayah ini mulai dari dataran rendah di tepi sungai hingga menjorok ke darat yang berbukit-bukit.
 
=== Batas wilayah ===
{{batas_USBT|utara=[[Sungai Mahakam]]-Kecamatan [[Sungai Kunjang, Samarinda|Sungai Kunjang]] dan [[Samarinda Ulu, Samarinda|Samarinda Ulu]]|selatan=Kecamatan [[Palaran, Samarinda|Palaran]] dan [[Kabupaten Kutai Kartanegara]]|barat=[[Sungai Mahakam]]-Kecamatan [[Sungai Kunjang, Samarinda|Sungai Kunjang]]|timur=[[Sungai Mahakam]]-Kecamatan [[Palaran, Samarinda|Palaran]] dan [[Samarinda Ilir, Samarinda|Samarinda Ilir]]}}
 
== Administrasi ==
Kecamatan Samarinda Seberang terbagi dalam 8 kelurahan, yaitu:
# [[Harapan Baru, Samarinda Seberang, Samarinda|Harapan Baru]] dengan kode pos 75131
# [[Kampung Baqa, Samarinda Seberang, Samarinda|Kampung Baqa]] dengan kode pos 75132
# [[Rapak Dalam, Samarinda Seberang, Samarinda|Rapak Dalam]] dengan kode pos 75133
# [[Masjid, Samarinda Seberang, Samarinda|Masjid]] dengan kode pos 75132
# [[Sengkotek, Samarinda Seberang, Samarinda|Sengkotek]] dengan kode pos 75391
# [[Simpang Tiga, Samarinda Seberang, Samarinda|Simpang Tiga]] dengan kode pos 75391
# [[Sungai Keledang, Samarinda Seberang, Samarinda|Sungai Keledang]] dengan kode pos 75136
# [[Tani Aman, Samarinda Seberang, Samarinda|Tani Aman]] dengan kode pos 75391
 
== Transportasi ==
Karena pusat perdagangan dan pemerintahan hampir keseluruhan berada di Samarinda Kota, maka diperlukan transportasi untuk mendukung mobilitas penduduk Samarinda Seberang. Penghubung antara Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang adalah [[Jembatan Mahakam|Jembatan Mahkota I]] dan [[Jembatan Mahakam Hulu]].
 
Untuk melayani penduduk Samarinda Seberang yang menggunakan sarana transportasi umum, ada beberapa armada angkutan kota yang siap melayani, antara lain :
* Angkot G warna jingga-merah jurusan Harapan Baru-Pasar Pagi
* Angkot K warna putih-hitam jurusan sepanjang Samarinda Seberang
* Angkot warna abu-abu jurusan Rapak Dalam-Pasar Pagi
* Angkot warna kuning jurusan Mangkupalas-Pelabuhan
 
Selain itu di wilayah Samarinda Seberang terdapat sebuah terminal yang terletak di Jl. Bung Tomo yang melayani jurusan antar kota antar provinsi, yakni [[Kaltim]]-[[Kalsel]] (dari [[Samarinda]]-[[Balikpapan]]-[[Penajam]]-[[Paringin, Balangan|Paringin]]-[[Barabai]]-[[Kandangan]]-[[Rantau]]-[[Martapura]]-[[Banjarbaru]]-[[Banjarmasin]]). Terminal ini dapat dicapai dengan transportasi air, yakni "tambangan" dari Pasar Pagi menyeberang ke dermaga menuju terminal dan transportasi darat, yakni dengan angkot K warna putih-hitam.
== Pranala luar ==
* [http://bongkar.co.id/khas-kaltim/cerita-khas-johansya-balham/1047-gunung-lipan-dan-misterinya.html/ Gunung Lipan dan Misterinya]