Yayasan Jantung Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatharman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rahmatharman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
}}
 
'''Yayasan Jantung Indonesia '''([[bahasa Inggris|Inggris]]: '''Indonesian Heart Foundation''') adalah lembaga nirlaba yang fokus kepada peningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan Penyakit [[Jantung]] dan Pembuluh Darah[[Pembuluh_darah]] melalui pemasyarakatan Panca Usaha Jantung Sehat
 
== Profil ==
Sejarah [[Yayasan]] membawa kita kembali ke tahun [[1974]] ketika anak perempuan berusia 10 tahun yang bernama Dewi Sartika menjalani operasi jantung untuk menyelamatkan nyawannya yang sepenuhnya dibiayai dari sumbangan masyarakat. Dari peristiwa itulah Yayasan Jantung Indonesia Dewi Sartika didirikan pada 4 Oktober 1974 dengan tujuan utama membantu operasi Jantung dari keluarga tidak mampu.
 
Pada tahun [[1978]] Yayasan Jantung Indonesia Dewi Sartika masuk sebagai anggota Federasi Jantung Sedunia, dan dengan semakin aktifnya Yayasan di tingkat Nasional maka pada 9 November 1981 Yayasan Jantung Indonesia Dewi Sartika berubah menjadi Yayasan Jantung Indonesia.
 
[[Berkas:Kantor_Pusat_YJI.jpg|thumb|left|180px|Kantor Pusat Yayasan Jantung Indonesia]]
Baris 60:
 
== Sejarah Gagasan Berdirinya Yayasan ==
Pada Kongres Ilmiah Kardiologi Nasional yang pertama pada tanggal 10-12 Agustus 1974 di Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta, dikemukakan kasus penyakit jantung Dewi Sartika gadis cilik berusia 9 tahun, putri seorang karyawan PJKA, yang kurang mampu. Para dokter peserta konperensi memutuskan untuk segera mengatasinya dengan alat pacu jantung, sebab penggunaan obat-obatan sudah tidak memberikan manfaat. Alat tersebut disamping harganya mahal, juga harus didatangkan dari luar negeri. Muncul gagasan untuk mengetuk hati masyarakat Indonesia, dengan perantaraan mass-media. Diperlukan bantuan dana untuk pembelian alat pacu jantung bagi Dewi Sartika. Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Prof. G.A. Siwabessy dan Gubernur DKI Jakarta, [[Ali Sadikin]] menyarankan agar dibentuk badan sosial yang menangani masalahmasalah penyakit jantung, dan bagaimana dapat diwujudkan pemberian layanan yang sama bagi penderita penyakit jantung baik dari kalangan mampu maupun tidak mampu. Kasus tersebut menjadi perhatian dan ekspose wartawan berhasil menggugah hati masyarakat untuk memberikan bantuan melalui mass media. Kemudian melalui Humas Departemen Kesehatan berita tersebut disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Akhirnya terkumpullah bantuan dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari tukang sapu, para dokter kardiologi hingga murid-murid sekolah. Dana yang diperoleh melebihi harga sebuah alat pacu jantung.
 
Dalam gelora kisah kemanusiaan ini, timbul gagasan dan kongres akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa dirasakan perlu adanya satu lembaga bertingkat nasional yang bertujuan membantu
Baris 69:
 
Yayasan Jantung Indonesia turut membantu WHO untuk menanggulangi masalah rokok sebagai faktor risiko, antara lain dalam kegiatan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA). berupa pawai obor beranting keliling Asia termasuk Indonesia. Kegiatan Hari Tanpa Rokok Sedunia sebagai salah satu program WHO,
 
== Pranala luar ==
* [http://www.inaheart.or.id/ Situs Web Resmi Yayasan Jantung Indonesia]
* [http://www.world-heart-federation.org/what-we-do/world-heart-day/worldwide-activities-2009/south-east-asia/indonesia-2009/ World Heart Federation: Indonesia 2009]