Aspartam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JAnDbot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: ar:أسبرتام
ESCa (bicara | kontrib)
k lex
Baris 33:
|}
 
'''Aspartam''' merupakan [[pemanis sintetis]] non-karbohidrat, ''aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester'', atau merupakan bentuk metil ester dari [[dipeptida]] dua [[asam amino]] yaitu [[asam aspartat|asam amino asam aspartat]] dan [[fenilalaninfenilalanina|asam amino essensial fenilalaninfenilalanina]].
 
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti [[Equal]], [[Nutrasweet]] dan [[Canderel]] dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di [[minuman soda]] dan [[permen]]. Belakangan aspartam mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu [[sukralosa]].
Baris 39:
== Sejarah penemuan ==
 
Ditemukan pada tahun [[1965]] oleh [[James Schslatte]] pada tahun [[1965]] sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalaninfenilalanina. FenilalaninFenilalanina merupakan [[senyawa]] yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada [[sistem saraf otak]].
 
== Sertifikasi kelayakan ==
Baris 59:
Di antara semua [[pemanis tidak berkalori]], hanya aspartam yang mengalami [[metabolisme]]. Tetapi proses [[sistem pencernaan|pencernaan]] aspartam juga seperti proses pencernaan protein lain. Aspartam akan dipecah menjadi komponen dasar, dan baik aspartam maupun komponen dasarnya tidak akan terakumulasi dalam tubuh.
 
Dalam keadaan normal, fenilalaninfenilalanina diubah menjadi [[tirosintirosina]] dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam proses ini (penyakitnya disebut [[fenilketonuria]] atau [[fenilalaninemia]] atau [[fenilpiruvat oligofrenia]], disingkat PKU) menyebabkan fenilalaninfenilalanina tertimbun dalam [[darah]] dan dapat meracuni [[otak]] serta menyebabkan [[keterbelakangan mental]]. Penyakit ini diwariskan secara genetik, tubuh tidak mampu menghasilkan [[enzim]] pengolah [[asam amino]] fenilalaninfenilalanina, sehingga menyebabkan kadar fenilalaninfenilalanina yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
 
Kedua jenis asam amino ini secara alamiah terkandung dalam berbagai makanan ber[[protein]] seperti [[daging]], [[bebijian|biji-bijian]] dan juga produk-produk [[susu]]. Namun aspartam dapat dibuat secara [[sintetis]] di [[laboratorium]].
Baris 67:
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita [[penyakit kencing manis|kencing manis]], wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), The Joint Expert Committee on Food Additives ([[JECFA]]), Americam Medical association ([[AMA]]), The American Council On Sience and Health ([[ACSH]]) aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa manis.
 
Penelitian yang menggunakan aspartam secara [[bolus]] sebesar 34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam dapat melewati [[sawar darah]] [[plasenta]], jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada [[janin]]. Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa [[minuman soda]] yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya [[kanker]]. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang disebut [[diketopiperazin]] yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, [[es krim]], dan [[yoghurt]]. Jika dicerna secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalaninfenilalanina. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.
Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalaninfenilalanina secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksida fenilalaninfenilalanina menjadi tirosintirosina dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Dan karena itu perlu untuk mengontrol asupan fenilalaninfenilalanina yang didapatnya. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun kejadiannya hanya satu per 15.000 orang. Bukan hanya aspartam, tapi juga segala macam makanan yang mengandung fenilalaninfenilalanina termasuk nasi, daging dan produk susu. Karena itu, pada setiap produk yang mengandung aspartam ada tanda peringatan untuk penderita fenilketonuria bahwa produk yang dikonsumsi tersebut mengandung fenilalaninfenilalanina.
 
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake ([[ADI]]) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.