Keris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Komunitas (bicara | kontrib)
Jero Wacik membawa keris ke UNESCO
Baris 46:
* '''Wilah'''
 
: [[Wilah]] atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, dan juga te
: [[Wilah]] atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, dan juga terdiri dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan, yang biasanya disebut [[dapur]], atau penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah (ada puluhan bentuk dapur). Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur ''jangkung mayang'', ''jaka lola'' , ''pinarak'', ''jamang murub'', ''bungkul'' , ''kebo tedan'', ''pudak sitegal'', dll.
 
: Pada pangkal wilahan terdapat '''pesi''' , yang merupakan ujung bawah sebilah keris atau tangkai keris. Bagian inilah yang masuk ke pegangan keris ( ukiran) . Pesi ini panjangnya antara 5 cm sampai 7 cm, dengan penampang sekitar 5 mm sampai 10 mm, bentuknya bulat panjang seperti pensil. Di daerah Jawa Timur disebut ''paksi'', di Riau disebut ''puting'', sedangkan untuk daerah Serawak, Brunei dan Malaysia disebut ''punting''.
 
: Pada pangkal (dasar keris) atau bagian bawah dari sebilah keris disebut '''ganja''' (untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya ''aring''). Di tengahnya terdapat lubang pesi (bulat) persis untuk memasukkan pesi, sehingga bagian wilah dan ganja tidak terpisahkan. Pengamat budaya [[tosan aji]] mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan ''lingga'' dan ''yoni'', dimana [[ganja]] mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya disebut ''sirah cecak'', bagian lehernya disebut ''gulu meled'' , bagian perut disebut ''wetengan'' dan ekornya disebut ''sebit ron''. Ragam bentuk ganja ada bermacam-macam, ''wilut'' , ''dungkul'' , ''kelap lintah'' dan ''sebit rontal''.
 
: '''Luk''', adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu ''gasal'' ( '''ganjil''') dan '''tidak pernah genap''', dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Jika ada keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas, biasanya disebut keris ''kalawija'', atau keris tidak lazim.
 
== ''Tangguh'' keris ==