Kabupaten Pekalongan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Eddy lengko (bicara | kontrib) |
Eddy lengko (bicara | kontrib) |
||
Baris 97:
pekalongan memmpunyai dialek sendiri, ada dialek yang biasanya diakhiri dengan kata "ra". Contoh: ojo koyo kui ra (jangan seperti itu donk). Semakin ke selatan dipengaruhi dialeg selatan, yaitu sebuah kalimat kemungkinan selalu di ikuti kata "''ndean''", kemudian ''Cok-e'', yang berarti kemungkinan seperti: wis mangan, ndean !? wis mangan,cok-e !? sama dengan "''sudah makan, mungkin''", selain itu ada juga kata "pak ora si" yang artinya "Biar sajalah".
Budaya Pekalongan sebagai Kota Santri selalu terbalut dengan tatanan masyarakat kaum yaitu Islamis dengan memegang norma - norma dan adat istiadat,untuk wilayah Kedungwuni ada sebuah kata yang cukup unik yaitu "jare basan", ini akan selalu terdengar sepertinya "Pak Basan" orang yang sangat pandai....ternyata jare basan itu adalah "paribasan/lega ngatine/seumpamanya"
Banyak orang - orang asli Pekalongan yang berhasil menduduki jabatan / karier tinggi baik di tatanan pemerintahan maupun swasta. Keberhasilan orang - orang yang merantau selalu membawa nama harum buat kota Pekalongan.
|