Kemantran, Kramat, Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ali Munir (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
{{sub-rapikan}}
Desa Kemantran mempunyai sebuah Pasar BesarTradisona yang cukup besar ramai dengan pedagang yang datang dari desa tetangganya. Lapangan standar sering dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola antar desa, upacara agustusan, dan pasar malam, serta bioskop layar tancap berada di depan Kantor Kepala Desa. Penduduk umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, pegawai negeri, guru, petani, dan buruh.
 
Nama ''Kemantran'' dipercaya berasal dari nama pendiri desa ini yaitu Mantra, yang kemudian sering disebut sebagai Mbah Mantra. Kemungkinan besar Mbah Mantra membuka desa ini pasca perang Diponegoro, sekitar tahun 1850-an. Dibandingkan dengan desa desa disekitarnya maka dapatlah dikatakan pembukaan desa ini sebuah kisah sukses Mbah Mantra. Pada kalangan kaum tua, kita dapat mendengar cerita epik, termasuk kisah perselingkuhan istri Mbah Mantra dengan Pembuka Desa tetangganya. Termasuk cerita mistis tentang kereta kuda dan tentu saja kuda tunggangan Mbah mantra yang masih suka memperlihatkan diri pada malam hari yang sunyi.