Daerah Otonom Tibet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k kateg
Zaini Suherly (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Tibet''' adalah [[Provinsi Tiongkok|provinsi]] dari [[Republik Rakyat China]], yang merupakan Daerah Otonomi Khusus RRC, yang berada di pegunungan [[Himalaya]] yang sering dikatakan sebagai ''puncak dunia'', berbatasan dengan [[Nepal]], [[Bhutan]] dan [[India]]. Mayoritas penduduknya adalah beragama [[Buddha]], dengan [[Lhasa]] sebagai ibukotanya. Pada beberapa dasawarsa yang lalu, Tibet merupakan daerah yang dikatakan menyimpan ''misteri'' bagi para petualang, mengingat pada saat itu tidak semua petualang bisa memasuki daerah itu, seperti halnya [[Mekkah]] dan [[Madinah]] di [[Arab Saudi]] yang hanya dimasuki oleh orang [[Islam]].
 
Tibet dahulunya adalah sebuah kerajaan merdeka yang mengalami interaksi maupun benturan terutama secara politik dengan dinasti-dinasti yang ada di dataran [[China]]. Raja Tibet diberi gelar [[Dalai Lama]] dimana Dalai Lama yang sekarang, [[Tenzin Gyatso]] adalah Dalai Lama ke-14. Dalai Lama adalah pemimpin negara Tibet dan sekaligus pemimpin keagamaan
 
Tibet menjadi provinsi China setelah serbuan tentara merah China pada tahun 1950 ke wilayah ini, pada musim gugur [[1951]] pasukan RRC berhasil menguasai ibukota Lhasa dan mendongkel Dalai Lama dari kekuasaannya. Dalihnya, Dalai Lama menolak kesepakatan kerjasama bertajuk "''Rencana Pembebasan Damai Tibet''" yang teorinya nampaknya menguntungkan Tibet, namun prakteknya RRC melakukan penindasan dan pembantaian terhadap kepala suku dan sejumlah pendeta ("Lama") yang dianggap membangkang, alasan lain RRC adalah "''menghapus praktek penindasan bergaya [[feodalisme]]''" di Tibet. Namun menurut beberapa analis internasional, RRC mengincar kandungan mineral yang terkandung didalam bumi Tibet. Pada tanggal [[17 Maret]] [[1959]], Dalai Lama berhasil meloloskan diri dari pengakapan tentara RRC ke [[India]] oleh usaha pelarian yang dipimpin oleh [[Gampo Tashi]], dan mendirikan semacam pemerintahan pelarian disana sampai sekarang.
 
Rakyat dan pemuka Tibet sempat melakukan perlawanan terhadap pendudukan RRC yang menimbulkan banyak korban jiwa khususnya dari pihak Tibet. Namun karena tidak seimbangnya kekuatan persenjataan dan tidak adanya sorotan internasional, perlawanan Tibet, khususnya pada dekade 1970-an berhasil dipadamkan.
 
Masalah Tibet menjadi ganjalan dalam hubungan internasional RRC dengan dunia internasional khususnya pada dekade [[1960-an|1960]]-[[1970-an]], terutama hubungannya dengan [[Amerika Serikat]]. Namun setelah kunjungan presiden AS, [[Richard Nixon]] ke RRC yang mengawali kontak diplomatik Amerika Serikat-RRC, masalah Tibet dianggap ''terlupakan'' atau selesai sampai sekarang. Terutama setelah pemimpin kedua Tibet, [[Panchen Lama]], menyatakan bergabung dengan [[Beijing]] pada awal dekade [[2000-an]].
 
== Lihat juga ==