Kya Kya Surabaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
+dulu ramai
OrophinBot (bicara | kontrib)
clean up, added orphan tag using AWB
Baris 1:
{{orphan|date=Maret 2010}}
[[Berkas:kyakya_surabaya.jpg|thumb|right|Wajah Kya-Kya di Surabaya]]
 
[[Berkas:kyakya_surabayakyakya surabaya.jpg|thumb|right|Wajah Kya-Kya di Surabaya]]
'''Kya-Kya Surabaya''' adalah tempat yang dulunya ramai sebagai [[pasar]] [[malam]] di kawasan [[pecinan]] kota [[Surabaya]]. Di sepanjang jalan Kembang Jepun didirikan kios-kios yang menjual berbagai macam [[makanan]] baik masakan [[Tionghoa]], makanan khas Surabaya maupun makanan lainnya. Kata kya-kya diambil dari salah satu dialek bahasa Tionghoa yang berarti jalan-jalan.
 
Baris 8 ⟶ 10:
Kembang Jepun mempunyai sejarah panjang, sepanjang perjalanan Kota Surabaya. Perjalanannya penuh dengan rona-rona, sesuai warna yang dilukiskan zamannya. Sejak zaman [[Sriwijaya]], kawasan di sekitar Kembang Jepun menjadi tempat bermacam bangsa tinggal.
 
Banyak pedagang asing yang menambatkan kapal-kapalnya di lokasi di mana[[dimana]] kemudian menjadi Kota Surabaya. Di situ pulalah, perjalanan sejarah menorehkan garis membujur dari timur ke barat kota, Jalan Kembang Jepun. Tegak lurus dengan Kalimas, jalan ini juga menjadi ikon Kota Surabaya yang silih berganti tampil membawa perannya.
 
Pada zaman [[Belanda]], pemerintahan saat itu membagi kawasan menjadi Pecinan di selatan Kalimas, kampung [[Bangsa Arab|Arab]] dan [[Melayu]] di Utara kawasan itu, dengan Jalan Kembang Jepun sebagai pembatasnya. Bangsa Belanda sendiri tinggal di Barat Kalimas yang kemudian mendirikan komunitas "Eropa Kecil".
 
Jalan Kembang Jepun dulunya dinamakan Handelstraat (handel berarti perdagangan, straat artinya jalan), yang kemudian tumbuh sangat dinamis. Pada zaman pendudukan Jepang lah nama Kembang Jepun menjadi terkenal, ketika banyak serdadu [[Jepang]] (Jepun) memiliki teman-teman wanita (kembang) di sekitar daerah ini. Pada era di mana[[dimana]] banyak pedagang Tionghoa menjadi bagian dari napas dinamika Kembang Jepun, sebuah Gerbang kawasan yang bernuansa arsitektur Tionghoa pernah dibangun di sini. Banyak fasilitas hiburan didirikan, bahkan ada yang masih bertahan hingga kini, seperti Restoran Kiet Wan Kie.
 
== Lahirnya Kya-Kya ==
Baris 20 ⟶ 22:
Melihat banyaknya ikon kota yang pelan-pelan meredup mati dan ditinggalkan warganya, muncullah ide untuk segera menyelamatkannya. Studi dan perencanaan awal hanya dilakukan 2 minggu, namun tidak mengurangi kualitas perancangan itu sendiri dengan melakukan studi lapangan dan studi literatur, diskusi dengan pemerintah kota, warga setempat, komunitas pedagang kaki lima bahkan studi banding ke luar negeri (Chinatown di Singapura). Studi-studi dan pelaksanaan dilakukan bersama-sama dengan tim eksklusif di bawah pimpinan Wali Kota Surabaya Bambang D. Hartono, demikian juga dengan pihak [[DPRD]] Surabaya di bawah pimpinan Armuji, dan PT Kya-Kya Kembang Jepun di bawah pimpinan [[Dahlan Iskan]].
 
Pusat Kya-kya ini akhirnya dirancang pada jalan sepanjang 730 meter, lebar 20 meter, menampung 200 pedagang (makanan dan nonmakanan), 2.000 kursi, 500 meja makan dengan memerhatikanmemperhatikan studi keamanan. Selain itu, studi perilaku warga Kota Surabaya, studi parkir dan transportasi, studi budaya (arsitektur setempat, genius loci), studi kelayakan ekonomis, teknis, sistem kebersihan, utilitas (saluran air, drainage, listrik, sistem suara, sampah), pemanfaatan SDM setempat, kerja sama dengan warga, LSM, potensi-potensi wisata (bangunan kuno, monumen bersejarah), dan sebagainya secara terpadu.
 
Kya-Kya Surabaya akhirnya berhasil diwujudkan. Secara resmi Kya-Kya Surabaya dibuka pertama kali pada tanggal [[31 Mei]] [[2003]], bertepatan dengan hari ulang tahun kota Surabaya.