Sejarah Radio Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 338:
Setelah siaran dalam bahasa Inggris dari RRI diketahui masyarakat, peminat - peminat lain datang untuk menawarkan bantuan tenaganya, tetapi masih memerlukan pengalaman. mereka adalah Rochmulyati, Winarsih, Winarti dan Mieke Saleh ( adik Popie Saleh yang kemudian menjadi istri perdana menteri Sutan Sjahril ).
 
Setelah latihan siaran luar negeri di Solo berjalan 2 bulan, dan persiapan di Tawangmangu selesai, Staf siaran luar negeri Soeriodipuro pindah ke Tawangmangu untuk menyelenggarakan siaran - siaran langsung dari Tawamangu, yang tentu lebih sempurna dari pada dari Solo dengan menggunakan saluran telepon untuk modulasi yang sering terterganggu.
 
Dari Yogyakarta juga dapat di tarik 2 orang tenaga berpengalaman Budiman dan Hajii, yang dahulu juga menjadi penyiar siaran luar negeri Hoso Kyoku Jakarta.
 
Pada bulan Maret 1946 siaran luar negeri RRI dari Tawamangu dapat di mulai dengan Staf seluruhnya berjumlah kutang lebih 25 orang, termasuk keluarga Soeriodipuro dan lain - lain serta tenaga - tenaga teknik dan operator.
 
Siaran luar negeri dari Tawamangu dapat berlangsung dengan baik, berkat bantuan yang besar dari Komandan Batalyon Letkol Sastro Lawu.
 
4. RRI menjadi Jawatan Radio
 
Wakil - wakil dari 8 studio RRI di Jawa berkumpul lagi untuk bermusyawarah pada tanggal 12 dan 13 Januari 1946. Konperensi radio kedua ini di adakan di Solo yang mendorong bahkan mengharuskan bermusyawarah ialah situasi negara dan keadaan studio - studio RRI.
 
Situasi Negara
 
Situasi Jakarta tidak memungkinkan Pemerintah RI berkedudukan di Jakarta.
 
Tentara Inggris telah menguasai kota - kota Surabaya, Semarang dan Bandung dan 800 orang marinir Belanda telah mendarat di Jakarta.
 
Keadaan studio - studio RRI
 
Jakarta :
 
Dengan penetapan menteri Penerangan di masukkan kedalam Kementrian Peneranggan.
 
Bandung :
 
Bagian teknik dimasukkan kedalam PTT bagian siaran kedalam Jawatan Penerangan Propinsi Jawa Barat. Pimpinan Teknik di pegang oleh pegawai PTT Hardjopranoto sedang pimpinan siaran oleh Kepala Jawatan Penerangan Mr. Djumhana.
 
Purwokerto :
 
Semula menjadi bagian dari PTT tetapi kemudian memasikan kedalam Jawatan Penerangan setelah menerima pemancar dari Kementrian Penerangan melalui RRI Jakarta.
 
Semarang :
 
Mendapat biaya Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro, tetapi tidak di masukkan kedalam pemerintah Daerah.
 
Setelah Semarang di kuasai oleh tentara Inggris dalam bulan November 1945, Pemancar - pemancar di singkirkan ke 3 tempat, Pekalongan, Pati dan Salatiga.
 
Surakarta :
 
Tidak mengalami perubahan status, sedang untuk pembiayaan siaran menerima pinjaman dari Pemerintah daerah Surakarta.
 
Yogyakarta :
 
Tidak mengalami perubahanstatus sedang untuk pembiayaan mendapat bantuan dari KNI Daerah berupa pajak radio.
 
== RRI Saat Detik-detik Kemerdekaan Republik Indonesia ==