Temu lawak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
29Devi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
29Devi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
| binomial_authority = [[Linnaeus|L.]]
}}
'''Temu lawak''' (''Curcuma xanthorhiza'' L.) merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan ([[Zingiberaceae]])<ref name="Mahendra"> Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar Swadaya, 2005</ref>. Tanaman ini berasal dari [[Indonesia]], khususnya Pulau [[Jawa]], kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan Indo-Malaya. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di [[Indonesia]], Malaysia, Thailand, dan Filipina<ref name="Rukmana">Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 14. Kanisius, 2004</ref>. Nama daerah di Jawa yaitu '''temu lawak''', di Sunda disebut '''koneng gede''', sedangkan di Madura disebut '''temu labak'''<ref> name="Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar Swadaya, 2005<"/ref>. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 m dpl dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur<ref name="Hidayat">Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008</ref>.
 
===Deskripsi===
Tanaman temu lawak berbatang semu yang merupakan metamorfosis dari daun tanaman. Tinggi tajuknya bisa mencapai 2 m<ref name="Tim Penulis Martha Tilaar Innovation Center">Tim Penulis Martha Tilaar Innovation Center: “Budidaya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang”, halaman 79. Penebar Swadaya, 2002</ref>. Daunnya lebar berbentuk lanset, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol<ref> name="Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 96. Penebar Swadaya, 2005<"/ref>. Rimpang temu lawak berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan atau kuning tua. Daging rimpang berwarna oranye tua atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit<ref> name="Tim Penulis Martha Tilaar Innovation Center: “Budidaya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang”, halaman 79. Penebar Swadaya, 2002<"/ref>.
 
===Kandungan dan Manfaat===
Kandungan utama rimpang temulawak adalah [[protein]], [[karbohidrat]], dan [[minyak atsiri]] yang terdiri atas [[kamfer]], [[glukosida]], [[turmerol]], dan [[kurkumin]]<ref> name="Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 15. Kanisius, 2004<"/ref>. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), ''laxative'' (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi<ref> name="Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 96. Penebar Swadaya, 2005<"/ref>. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah<ref> name="Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 15. Kanisius, 2004<"/ref>. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak dapat juga diolah menjadi beberapa jenis minuman dan makanan seperti bubur temu lawak, limun temu lawak, dan temu lawak instan<ref> name="Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 105. Penebar Swadaya, 2005<"/ref>.
 
===Catatan Kaki===
{{reflist}}
<references/>
 
{{rempah-rempah}}