Kentungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
89Ruth (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
menambah berkas
Baris 1:
[[Berkas:Wooden slit drums from Vanuatu, Bernice P. Bishop Museum.JPG|right|thumb|Kentongan dari [[Vanuatu]], [[Kepulauan Pasifik]].]]
'''Kentongan''' atau yang dalam bahasa lainnya disebut [[jidor]] adalah [[alat]] [[pemukul]] yang terbuat dari [[batang]] [[bamboobambu]] atau batang [[kayu]] jati yang dipahat. KentonganKegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda [[alarm]], sinyal [[symbolkomunikasi]] jarak jauh, [[morse]], penanda [[adzan]], maupun sirine[[tanda bahaya]]. Ukuran kentongan tersebut berkisar antara diameter 40cm dan tinggi 1,5M-2M. Kentongan sering diidentikkan dengan alat [[komunikasi]] zaman dahulu yang sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan.
 
== Cara Memainkan Kentongan ==
Baris 5 ⟶ 6:
 
== Sejarah Kentongan ==
Sejarah budaya kentongan sebenarnya dimulai sebenarnya berasal dari [[legenda]] [[Cheng Ho]] dari Cina yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng Ho menemukan kentongan ini sebagai alat komunikasi [[ritual]] keagamaan. Penemuan kentongan tersebut dibawa ke [[China]], [[Korea]], dan [[Jepang]]. Kentongan sudah ditemukan sejak awal masehi. Setiap daerah tentunya memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan nilai sejarhnya yang tinggi. Di [[Nusa Tenggara Barat]], kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX menggunakannya untuk mengumpulkan massa. Di [[Yogyakarta]] ketika masa kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan sebagai pengumpul warga. Di [[Pengasih]], kentongan ditemukan sebagai alat untuk menguji kejujuran calon pemimpin daerah. Di masa sekarang ini, penggunaan kentongan lebih bervariatif.
 
== Fungsi Kentongan ==