Hua Pi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Bp2010 Exga (bicara | kontrib) permintaan rujukan |
||
Baris 1:
'''Hua Pi''' ({{zh-ts||t=畫皮|s=画皮|}}) adalah salah satu [[cerita pendek]] dalam [[Kisah Aneh Liaozhai]] karya [[Pu Songling]].{{fact}} Hua Pi sendiri dalam bahasa [[Indonesia]] berarti kulit yang dilukis. {{fact}}Isinya menceritakan tentang seorang [[pelajar]] yang jatuh [[cinta]] kepada seorang gadis. {{fact}}Setelah beberapa lama baru mengetahui bahwa gadis itu adalah sebenarnya [[siluman]] yang menggunakan kulit manusia yang ia lukis dan dipakai layaknya pakaian pada manusia.<ref name="zhejiang">{{zh}} Jin, Sufang (金素芳); Xu, Guopu(徐国普). (2009). Liaozhai Zhiyi (聊斋志异). Hangzhou: Zhejiang Qing Shao Er Tong Chu Ban She (浙江少年儿童出版社)</ref><ref name="baidu">{{zh}}[http://baike.baidu.com/view/86944.htm?fr=ala0_1_1#11 Hua Pi 画皮], ''Baidu Baike''. Diakses pada 2 April 2010.</ref>
Cerita ini dibuat [[Pu Songling]] dengan maksud menyindir orang yang selalu melihat penampilan luar atau [[fisik]] seseorang. {{fact}}Ia pun berkomentar dalam tulisannya "Betapa bodohnya manusia di dunia ini! Seseorang yang jelas-jelas [[siluman]] tapi semua orang mengatakan bahwa ia cantik".{{fact}} Ia pun mengedepankan pesan moral bahwa penampilan [[fisik]] yang cantik bahkan dapat menyembunyikan jiwa [[iblis]] seseorang.<ref name="jz">{{en}} Zeitlin, Judith.(1993).Historian of The Strange: Pu Songling and Chinese Classical Tale. California: Stanford University Press</ref>
==Ringkasan cerita==
Alkisah di sebuah [[kota]] bernama Tai Yuan tinggalah seorang pelajar bernama Wang Sheng. {{fact}}Suatu pagi di luar [[benteng]] kota ia melihat seorang [[wanita]] berjalan dengan sangat terburu-buru. {{fact}}Wang Sheng memutuskan untuk mengejar dan menawarkan bantuan. {{fact}}[[Wanita]] itu bercerita bahwa ia melarikan diri dari sebuah rumah dimana ia diambil sebagai istri muda. {{fact}}Wanita itu sering ditindas mertuanya, maka nekat melarikan diri. {{fact}}Wang Sheng akhirnya menawarkan untuk bersembunyi di rumahnya. {{fact}}[[Wanita]] itu setuju dengan syarat jangan memberitahukan pada siapapun. {{fact}}Wang Sheng menyetujuinya. {{fact}}Chen Shi, istri Wang Sheng mencurigai keberadaan wanita itu dan menyuruh suaminya untuk mengusir wanita itu, tapi Wang Sheng tidak menggubris. {{fact}}Pada zaman itu seorang pria boleh memelihara istri kedua, maka Wang Sheng terang-terangan memberitahu istrinya.{{fact}}
Sampai suatu hari Wang Sheng bertemu dengan seorang [[pendeta]] [[Tao]].{{fact}} [[Pendeta]] itu merasakan hawa jahat dari tubuh Wang Sheng dan bertanya apakah Wang Sheng bertemu siluman. {{fact}}Wang Sheng tidak percaya dan merasa diri baik-baik saja. {{fact}}[[Pendeta]] itupun pergi.{{fact}} Wang Sheng yang akhirnya pun menjadi curiga dan takut pada [[wanita]] itu.{{fact}} Ia mendatangi kamar [[wanita]] itu, tapi pintunya terkunci. {{fact}}Ia pun mengintip lewat jendela.{{fact}} Di dalam ternyata seekor [[siluman]] berwarna hijau, dengan gigi yang panjang dan tajam. {{fact}}[[Siluman]] itu sedang menggambar kulit manusia yang ditaruhnya di atas ranjang. {{fact}}Setelah itu pelan-pelan ia memakai kulit itu seperti pakaian. {{fact}}Dan jadilah ia [[wanita]] simpanan Wang Sheng.{{fact}} Wang Sheng terkejut dan segera berlari mencari sang [[pendeta]]. {{fact}}Setelah mencari beberapa lama akhirnya Wang Sheng menemui [[pendeta]] di kuil. {{fact}}[[Pendeta]] itu hanya memberi Wang Sheng sebuah kemoceng bulu [[kuda]].{{fact}} Ia juga berpesan bahwa kemoceng ini hanya menjaga Wang Sheng dan tidak dapat memusnahkan [[siluman]] itu.{{fact}}
Sepulangnya Wang Sheng langsung menggantung kemoceng itu di depan kamarnya dan tidur. {{fact}}Keesokan harinya ia mendengar suara keras di depan pintu. {{fact}}Ia takut dan menyuruh istrinya Chen Shi untuk melihat. {{fact}}Ternyata [[siluman]] itu sedang mondar-mandir di depan pintu, takut pada kemoceng itu. Sampai akhirnya ia kesal dan berteriak “Dasar [[Pendeta]] laknat, beraninya hanya di belakang saja” dan akhirnya siluman itu menerobos masuk ke kamar Wang Sheng dan dengan paksa merobek dada Wang Sheng dan memakan [[jantung]]nya kemudian pergi. {{fact}}Istrinya Chen Shi hanya bisa meratapi tubuh suaminya yang bermandikan darah segar.{{fact}}
Keesokan harinya Chen Shi meminta Er Lang, adik Wang Sheng untuk membantunya mencari sang [[pendeta]].{{fact}} Pada saat bertemu sang [[pendeta]] merasakan hawa jahat di tubuh Er Lang dan bertanya hal yang dia tanyakan pada Wang Sheng. {{fact}}Er Lang tidak merasa ada perubahan lalu pulang bertanya pada istrinya. {{fact}}Ternyata istrinya menerima seorang [[wanita]] tua untuk menjadi pembantu. {{fact}}[[Pendeta]] yang tahu akan terbunuhnya Wang Sheng segera menuju rumah Er Lang dan membunuh [[siluman]] itu. {{fact}}Setelah itu Chen Shi langsung berlutut memohon pendeta menghidupkan suaminya. {{fact}}[[Pendeta]] tak menyanggupi tapi ia memberitahukan bahwa ada seorang [[pengemis]] yang dapat membantunya, tapi dengan syarat Chen Shi harus melakukan apapun yang [[pengemis]] itu inginkan.{{fact}}
Chen Shi akhirnya menemukan [[pengemis]] itu dan berlutut memohon. {{fact}}[[Pengemis]] itu mencemooh dan memukul Chen Shi tapi Chen Shi mengingat kata-kata pendeta itu dan tetap memohon.{{fact}} Akhirnya pengemis itu membawa Chen Shi ke sudut tembok sebuah rumah.{{fact}} Ia batuk dengan keras dan menampung dahaknya di telapak tangan serta menyuruh Chen Shi menelannya. {{fact}}Chen Shi biarpun merasa jijik tetap ingat kata-kata si pendeta. {{fact}}Ditelannya dahak itu, perlahan-lahan dahak itu menggumpal seperti bola kapas dan berjalan terus dari tenggorokannya dan berhenti di dadanya. {{fact}}Si pengemis pun hilang tak berbekas. {{fact}}Chen Shi mencoba mencari tapi ia dan Er Lang tidak berhasil menemukan [[pengemis]] itu.{{fact}}
Akhirnya dengan putus asa Chen Shi pulang ke rumahnya dan meratapi mayat suaminya. {{fact}}Tiba-tiba ia teringat bola kapas yang ditelannya. {{fact}}Ia pun mencoba memuntahkannya dan menaruh bola kapas tersebut di bolong tempat jantung Wang Sheng yang telah dicabut [[siluman]] itu. {{fact}}Tiba-tiba keesokan harinya Wang Sheng terbangun seperti tidak terjadi apa-apa dengan meninggalkan segaris perak tanda luka di dadanya.{{fact}}
== Adaptasi ==
|