Daerah Khusus Ibukota Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 263:
Orang [[Tionghoa]] yang telah hadir sejak abad ke-17, menjadi salah satu etnis besar di Jakarta. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman mereka sendiri atau kampung Cina. Kampung Cina atau yang dikenal dengan istilah Pecinan dapat dijumpai di [[Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat|Glodok]], [[Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat|Pinangsia]], dan [[Jatinegara]]. Namun kini banyak perumahan-perumahan baru yang mayoritas dihuni oleh orang Tionghoa, seperti perumahan di wilayah [[Kelapa Gading, Jakarta Utara|Kelapa Gading]], [[Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara|Pluit]], dan [[Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara|Sunter]]. Orang Tionghoa umumnya berprofesi sebagai pengusaha. Banyak orang Tionghoa yang menjadi pengusaha terkemuka di Jakarta. Mereka menjadi pemilik perusahaan manufaktur, perbankan, dan jasa perdagangan ekspor-impor. Disamping etnis Tionghoa, etnis [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] juga banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Di pasar-pasar tradisional kota Jakarta, perdagangan grosir dan eceran banyak dikuasai oleh orang Minang. Disamping sebagai pedagang, orang Minang juga banyak terjun sebagai profesional, seperti dokter, wartawan, bankir, dan ahli hukum.
 
==== EtnisKomposisi dietnis kota Jakarta ====
 
{|
! style="background:#efefef;" | Etnis
Baris 287 ⟶ 286:
| [[Suku Madura|Madura]] || align="right" | 0,57%
|-
| [[Suku Banten|Banten]] || align="right" | 0,25%
|-
| [[Suku Banjar|Banjar]] || align="right" | 0,10%
|}
<small>*data berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000</small>
|}
 
=== Agama ===