Dasar Pendidikan Froebel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
56Covan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
56Covan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
==Dasar Pendidikan Froebel==
 
[[Froebel]] mendasarkan pandangannya tentang [[pendidikan]] atas dua dasar, [[dasar]] [[teologi]] dan dasar [[psikologi]]. Ia beranggapan bahwa manusia terdiri dari dua unsur tersebut.<ref name="Boehlke">Boehlke, Robert. R; “Friedrich W.A. Froebel, Pendiri Taman Kanak-kanak”, dalam Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997</ref> Froebel mengatakan bahwa apabila [[pendidikan]] terlalu menekankan salah satu sisi baik itu sisi rohani maupun sisi kecerdasan maka akan timpang atau berat sebelah.<ref name="Boehlke"></ref> Oleh karena itu, Froebel berpendapat bahwa pendidikan itu haruslah menekankan kedua sisi tersebut.
 
===Dasar Teologi===
[[Dasar teologi]] Froebel sangat berbeda dengan para [[teolog]] seperti [[Martin Luther]] atau [[Yohanes Calvin]] yang mendasarkan pandangannya atas [[Alkitab]].<ref name="Boehlke"></ref> Mungkin karena itu juga Froebel tidak bisa sepenuhnya disebut teolog.<ref name="Boehlke"></ref>
Ia mendasarkan pandangan teologinya[[teologi]]nya pada alam. Froebel menekankan hubungan antara kutub [[kecerdasan]] dan [[kutub]] [[alam]]. Menurut dia, alam senantiasa berupaya atau berubah untuk mencapai kecerdasannya atau [[alam]] terus menerus mengalami perubahan atau perkembangan untuk menuju ke bentuk sempurna. Selain itu, Froebel juga mengatakan bahwa alam itu menggambarkan [[Allah]] atau bisa dikatakan bahwa [[roh Allah]] diserap oleh setiap [[ciptaan]]-Nya.
 
====Ajaran tentang Allah (Allah adalah kesatuan asli)====
 
Dalam bagian ini, Froebel menjelaskan mengenai sebuah [[hukum]] yang bersifat hidup dan berkuasa. [[Hukum]] ini pastilah merupakan hukum yang bersifat [[universal]] dan hukum yang bersifat universal ini pasti mempunyai dasar yang merupakan kesatuan yang berada dimana-mana. Kesatuan tersebut adalah Allah. Segala sesuatu yang datang dari kesatuan itu ataupun yang mempunyai asal dari dalam itu adalah Allah. Oleh karena itu, segala sesuatu itu harus menyatakan Allah, baik melalui [[inti]] [[lahiriahnya]] maupun yang tidak kekal, karena berbuat demikian merupakan maksud utama maupun panggilan hidup.
 
====Ajaran tentang Allah (Kesatuan Allah dan implikasinya untuk pendidikan)====