Pesantren: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
50Ai (bicara | kontrib)
50Ai (bicara | kontrib)
Baris 22:
* [[Pondok Pesantren Arrisalah|Pondok Modern Arrisalah]] di [[Slahung]], yang dipimpin oleh KH Ma'sum Yusuf.
* [[Pondok Modern Assalam Sukabumi]] di [[Sukabumi]] [[Jawa Barat]] yang dipimpin oleh K.Badrusyamsi, M.Pd.
 
 
== Sejarah Singkat Asal Mula Pondok Pesantren ==
 
Mula-mula ada seorang [[Kyai]],kemudian datang seorang santri yang ingin belajar agama, semakin hari semakin banyak, lalu timbul inisiatif untuk mendirikan pondok/asrama di samping rumah kyai. Namun pada zaman dahulu Kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan Ilmu Agama supaya dapatdipahami dan dimengerti oleh santri. Maka Kyai tak peduli dengan tempat-tempat yang didiami oleh para santri yang sangat kecil dan sederhana mereka menempati sebuah gedunga atau rumah kecil yang didirikan oleh santri-santri sendiri di sekitar rumah kyai. Makin hari makin bertambah banyak jumlah santri, makin bertambah pula gubug yang didirikan, maka dengan sendirinya masing-masing santri mempopulerkan adanya Pondok Pesantren tersebut, sehingga Pesantren itu menjadi terkenal kemana-mana seperti Pondok-Pondok yang timbul pada zaman [[Wali Songo]].
 
== Peranan Pesantren ==
Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di [[Nusantara]] telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. federspiel- salaseorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh dan Palembang (Sumatra), di Jawa Timur dan di [[Gowa]] (Sulawesi) telah meng hasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar .
 
== Moderenisasi Pesantren ==
 
Sebab-sebab terjadinya moderenisasi Pesantren daiantaranya:
Pertama, munculnya wancana penolakan taqlid dengan “kembalo kepada [[Al-Qur’an]] dan sunah” sebagai isu sentral yang mulai di tadaruskan sejak tahun 1900. Maka sejak saat tiu perdebatan antara kaum tua dengan kaum muda, atau kalangan reformis dengan kalangan ortodoks/konservatif, mulai mengemukan sebagai wancana public
Kedua: kian mengemukannya wacana perlawanan nasional atas kolonialisme belanda. Ketiga, terbitnya kesadaran kalangan Muslim untuk memperbaharui organisasi keislaman mereka yang berkonsentrasi dalam aspek social ekonomi. Keempat, dorongan kaum Muslim untuk memperbaharui system pendidikan Islam. Salasatu dan keempat itulah, menurut [[Karel A. Steenbrink]], yang sejatinya selalu menjadi sumber inspirasi para pembaharu Islam untuk melakukan perubahan Islam di Indonesia .--[[Pengguna:50Ai|50Ai]] ([[Pembicaraan Pengguna:50Ai|bicara]]) 12:42, 7 April 2010 (UTC)
 
== Peran sosial ==