Ilmu kesejahteraan sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
87afra (bicara | kontrib)
k tambah
87afra (bicara | kontrib)
tanda baca
Baris 5:
Kemunculan dan perkembangan ilmu kesejahteraan sosial tidak dapat dilepaskan dari disiplin [[pekerjaan sosial]]. Jauh sebelum abad ke-16, usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh kelompok keagamaan. Secara umum, usaha-usaha kesejahteraan yang dilakukan merupakan pelayanan sosial yang bersifat amal. Sebagaimana yang dituliskan Canda dan Furman dalam bukunya, ''Keberagaman Agama dalam Praktek Pekerjaan Sosial'' (''Spiritual Diversity in Social Work Practice: The Heart of Helping''), bahwa setiap agama (Budha, Hindu, Islam, Konghucu, Kristen, dan Yahudi) memiliki kepercayaan dan nilai dasar yang berimplikasi pada penerapan atau praktek kerja sosial. Akar sejarah dari bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial seringkali dikaitkan pula dengan kondisi Eropa pada abad 13-18. Pada periode tersebut pemerintah Inggris mengeluarkan beberapa peraturan perundangan untuk menangani masalah kemiskinan (Adi, 2005:1-2). Undang-undang Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth (Elizabethan Poor Law) merupakan salah satu undang-undang yang paling terkenal saat itu. Undang-undang tersebut dianggap sebagai cikal bakal intervensi pemerintah terhadap kesejahteraan warga negaranya karena usaha kesejahteraan sosial sebelumnya lebih banyak dilakukan oleh kelompok keagamaan, seperti pihak gereja (Zastrow, 1996:15).
 
Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai humanitarianisme, di mana kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. Kemudian muncul kelompok-kelompok ([[relawan]]) yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial untuk memperbaiki kondisi tersebut. Usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat [[filantropis]] selanjutnya berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir. Karena itu, baik di Inggris maupun Amerika, sejarah pekerjaan sosial sangat terkait dengan para relawan dan organisasi para relawan. Organisasi para relawan inilah yang kemudian mendorong terciptanya beragam usaha kesejahteraan sosial. Pada tahun 1896, organisasi relawan bernama COS (Charity Organization Society) didirikan di London, Inggris. Organisasi relawan tersebut dikembangkan untuk menggalang dan mengkoordinasikan bantuan dana dan material dari berbagai gereja serta kurang lebih 100 lembaga amal. Perkembangan organisasi relawan di Inggris berpengaruh pula terhadap perkembangan organisasi relawan di Amerika. Pada tahun 1877, COS kemudian di kembangkan di Buffalo, New York. Dalam jangka waktu 10 tahun kemudian, terbentuk 25 organisasi sosial di Amerika Serikat(Adi, 2005:5-8).
 
Berkembangnya berbagai COS di Amerika membuat para relawan aktif yang terlibat di dalamnya merasa perlu suatu pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang berhubungan dengan perilaku individu ,serta permasalahan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, Mary Richmond berencana untuk mengembangkan Sekolah Pelatihan Filantropi Terapan. Lembaga ini menjadi cikal bakal kelas pekerjaan sosial di New York pada tahun 1898. Terjadinya perluasan pokok bahasan dalam sejarah perkembangan bidang pekerjaan sosial telah memunculkan suatu kajian Kesejahteraan Sosial yang lebih luas (Adi, 2005:8-9). Munculnya kajian kesejahteraan sosial ini kemudian mendorong terbentuknya disiplin baru bernama ilmu kesejahteraan sosial.
Baris 14:
==Pendekatan ==
Dalam kesejahteraan sosial, dikenal tiga pendekatan yaitu:
# [[Filantropi]]
# [[Pekerja Sosial]]
# [[Administrasi Sosial]]
# [[Pembangunan Sosial]]
 
==Referensi==