Raksa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
27Ivan (bicara | kontrib)
27Ivan (bicara | kontrib)
Baris 7:
 
== Toksisitas ==
Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernafasan. Toksisitas kronis berupa gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf atau [[gingvitis]]. Akumulasi Hg dalam tubuh dapat menyebabkan [[tremor]], [[parkinson]], gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta [[anemia]] ringan, dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala pertama adalah [[parestesia]], [[ataksia]], [[disartria]], ketulian, dan akhirnya kematian. Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak janin lebih rentan terhadap metil merkuri dibandingkan dengan otak dewasa. Konsentrasi Hg 20 µgL dalam darah wanita hamil sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada otak janin.
Merkuri memiliki afinitas yang tinggi terhadap [[fosfat]], [[sistin]], dan [[histidil]] yang merupakan rantai samping dari protein, [[purin]], [[pirimidin]], [[pteridin]], dan [[porifirin]]. Dalam konsentrasi rendah ion Hg+ sudah mampu menghambat kerja 50 enzim yang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Garam merkuri anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak [[mukosa]] saluran pencernaan, merusak membran ginjal maupun membran filter [[glomerulus]]. Toksisitas kronis dari merkuri organik ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema pada kulit, dekomposisi [[eritrosit]], serta menurunkan tekanan darah. Keracunan metil merkuri pernah terjadi di Jepang, dikenal sebagai Minamata yang mengakibatkan kematian pada 110 orang.