Mesolitikum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
 
[[Berkas:Abri sous roche.jpg|thumb|right|Salah satu peninggalan zaman mesolitik berupa ''Abris sous roche''.]]
''Abris sous roche'' adalah [[goa]] menyerupai ceruk [[batu karang]] yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Penelitian mengenai kebudayaan ''Abris sous roche'' ini juga dilakukan oleh van Stein Callenfels pada tahun 1928-1931 di Goa Lawu dekat [[Sampung, Ponorogo]] ([[Madiun]]). Alat-alat yang ditemukan lebih banyak terbuat dari [[tulang]] sehingga disebut sebagai ''Sampung Bone Culture''<ref>{{cite journal
| author = D. P. Erdbrink
| year = 1954
Baris 29:
| accessdate =
}}
</ref>. Di daerah Besuki ([[Jawa Timur]]), van Heekeren juga menemukan kapak Sumatera dan kapak pendek. ''Abris sous roche'' juga ditemukan pada daerah [[Timor]] dan [[Rote]] oleh Alfred Buhler yang menemukan ''flakes culture'' dari kalsedon bertangkai dan hal ini diduga merupakan peninggalan bangsa Papua Melanesoide<ref>{{cite book |last=Sylvia Ohnemus |first= |authorlink= |coauthors= |title= An ethnology of the Admiralty Islanders: the Alfred Bühler Collection|year= 1998|publisher= University of Hawaii Press|location= |id= }}</ref>. Hasil kebudayaan ''Abris sous roche'' juga ditemukan di [[Lamancong]] ([[Sulawesi Selatan]]) yang biasa disebut kebudayaan Toala. Kebudayaan Toala ditemukan pada suatu goa yang disebut Goa Leang PattaE dan inti dari kebudayaan ini adalah ''flakes'' dan ''pebble''. Selain Toala, para ahli juga menemukan kebudayaan ''Bacson-Hoabinh'' dan Bandung di Indonesia. ''Bacson-Hoabinh'' diperkirakan merupakan pusat budaya prasejarah Indonesia dan terdiri dari dua macam kebudayaan, yaitu kebudayaa'' pebble'' (alat-alat tulang yang datang dari jalan barat) dan kebudayaan ''flakes'' (datang melalui jalan timur). Sementara itu, penelitian kebudayaan [[Bandung]] dilakukan oleh van Koenigswald di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka, BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin. Kebudayaan yang ditemukan berupa ''flakes'' yang disebut ''microlith'' (batu kecil), pecahan tembikar, dan benda-benda perunggu.