Pendekatan Ilmu Politik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k perbaiki kode referensi |
|||
Baris 24:
Kedua yakni pendekatan perilaku ''(behavioralism)'' dan “pilihan rasional”. Salah satu pemikiran pokok dalam pendekatan perilaku ialah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga- lembaga formal , karena pembahasan seperti itu tidak banyak memberikan informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Sedangkan inti dari “pilihan rasional” ialah bahwa individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik dimana sebagai makhluk yang rasional, individu selalu mempunyai tujuan-tujuan yang mencerminkan apa yang dianggapnya kepentingan diri sendiri. Kedua pendekatan ini (perilaku dan pilihan rasional), memiliki fokus utama yang sama yakni individu atau manusia. Meskipun begitu, kedua pendekatan ini tetaplah berbeda satu sama lainnya.
Adapun aspek yang ditekankan dalam pendekatan ini adalah:
* Menekankan pada teori dan metodologi (Concern with Theory and Methodology) . Dalam mengembangkan studi ilmu politik, teori berguna untuk menjelaskan berbagai fenomena dari keberagaman didalam masyarakat
* Menolak pendekatan normatif (Anti-Normative Bias). Kaum Behavioralis menolak hal-hal normatif yang dikaji dalam pendekatan institusionalisme karena pendekatan normatif dalam upaya menciptakan “pemerintahan yang baik’ itu bersifat bias
* Menekankan pada analisis individual (Assumptions of Individualism). Kaum behavioralis menganalisis letak/ pengaturan aktor politik itu secara individual karena fokus analisisnya memang tertuju pada analisis perilaku individu
* Masukan (Inputism) yang memperhatikan input atau masukan dalam sistem politik (teori sistem oleh David Easton, 1953) / tidak hanya ditekankan pada strukturnya saja seperti dalam pendekatan institusionalisme.<ref> Peters, B. Guy (1999). Institutional in Political Science : The New Institutionalism. New York : Continuum, Chapter 1</ref>
===Pendekatan Kelembagaan Baru===
|