'''Macapat''' adalah syair tradisional klasik Jawa. Macapat juga bisa ditemukan dalam kebudayaan [[Bali]], [[Madura]], dan [[Sunda]]. ApabilaBiasanya diperhatikanmacapat dari asal-usul bahasanya([[Kerata Basa|kerata basa]]), macapatdiartikan berartisebagai ''maca papat-papat''(membaca empat-empat).Cara membaca terjalin tiap empat suku kata. Macapat diperkirakan muncul pada akhir [[Majapahit]] dan dimulainya pengaruh [[Walisanga]] di Jawa. Tetapi perkiraan tersebut masih belum pasti, karena tidak ada bukti tertulis yang bisa memastikan. Macapat banyak digunakan di dalam beberapa [[Sastra Jawa Tengahan]] lan [[Sastra Jawa Baru]]. Kalau dibandingkan dengan [[kakawin]], aturan-aturan dalam macapat jauh berbeda dan lebih mudah diterapkan menggunakan bahasa Jawa. Kitab-kitab zaman [[Mataram Baru]], seperti ''[[Serat Wedhatama]]'', ''[[Serat Wulangreh]]'', ''[[Serat Wirid Hidayat Jati]]'', ''[[Serat Kalatidha]]'', dan yang lainnya disusun dengan lagu ini. Aturan-aturan tersebut ada pada:
* Guru gatra : jumlah gatra/baris tiap bait.
* Guru wilangan : jumlah suku kata/wanda tiap gatra/baris.